Harimau Sumatera yang memangsa manusia akan dilepasliarkan ke habitatnya, setelah menjalani perawatan gangguan pernafasan di Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatera di Dharmasraya. Setelah sebulan yang lalu memangsa Malta Akfarel (16) hingga tewas, harimau Sumatera yang masih berada di pusat rehabilitasi akan dilepasliarkan.Tim medis Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatera Dharmasraya terus memantau kondisi kesehatan panthera tigris sumatrae tersebut selama di kandang rehabilitasiSelain memberikan sejumlah obat, tim medis juga memberikan nebulasi atau penguapan pada saluran pernafasan kucing besar tersebut. Nebulasi diberikan karena selama berada di pusat rehabilitasi si raja hutan mengalami gangguan pernafasan.[caption id="attachment_496709" align="alignnone" width="900"] Harimau sedang diberikan nebulasi (antv / Muhammad Arifin)[/caption]Kepala Bidang Teknis BBKSDA Riau, Mahfud, menyebutkan bahwa gangguan pernafasan terjadi karena faktor cuaca dan kondisi pusat rehabilitasi yang berbeda dengan habitat asli harimau.Sementara untuk kondisi kaki yang sebelumnya terkena jerat milik pemburu, kini sudah sembuh total. Bekas luka pun sudah kering dan menutup.“Kondisi terakhir tadi kami komunikasikan dalam kondisi baik, dengan berat badan 85,2 kilogram, luka kaki kanan depan bekas jerat sudah menutup”, jelas MahfudSebelumnya, harimau berjenis kelamin betina dan berusia sekitar 3 tahun ini, beberapa waktu lalu menerkam seorang warga di Kabupaten Siak, Riau, hingga tewas.Korban yang diketahui bernama Malta Akfarel, ditemukan dengan kondisi yang mengenaskan. Akibat gigitan harimau kepala pemuda malang itu terlepas dari badannya.Tim BBKSDA Riau yang mendapat infromasi langsung memasang kandang jerat untuk menangkap dan mengevakuasi satwa yang dilindungi ini, ke pusat rehabilitasi harimau.Rencananya, harimau Sumatera ini akan kembali dilepasliarkan ke habitatnya. Ini dilakukan agar harimau Sumatera yang terancam punah dapat berkembang biak di alam secara alami. Muhammad Arifin - Dermawansyah| Pekanbaru, Riau