Waspadai Efek Stres Pada Tubuh Anda

Waspadai Efek Stres Pada Tubuh Anda (Foto : )

Beberapa efek stres pada tubuh di antaranya, menganggu sistem pernafasan,  mengganggu sistem pencernaan, membuat otot tegang, meningkatkan detak jantung, melemahkan sistem kekebalan tubuh, dan mempengaruhi kesehatan reproduksi. Setiap orang bisa mengalami stres karena berbagai hal. Tubuh kita memiliki kemampuan untuk  mengatasi stres dalam dosis kecil. Namun, ketika stres tak kunjung membaik hingga mencapai tahap kronis, ini dapat memberikan efek serius pada tubuh.  Stres kronis dapat menyebabkan berbagai gejala dan mempengaruhi kesehatan tubuh secara keseluruhan. Stres dapat memberikan efek negatif terhadap sistem pernapasan, pencernaan, hingga seksual dan reproduksi.  Berikut beberapa efek stres pada tubuh yang perlu diwaspadai, yang dihimpun dari berbagai sumber. Efek stres pada sistem pernafasan Stres dan emosi yang kuat dapat muncul dengan gejala pernapasan. Dilansir dari American Psychological Association (APA), stres juga bisa menyebabkan sempitnya saluran napas dan memicu sesak napas serta napas cepat. Stres bisa memperburuk kondisi orang dengan penyakit pernapasan, seperti penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) dan asma. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa stres akut benar-benar dapat memicu serangan asma. Selain itu, napas cepat akibat stres juga dapat menyebabkan serangan panik. Efek stres pada sistem pencernaan Napas cepat dan peningkatan detak jantung juga dapat mengganggu sistem pencernaan. Seseorang lebih mungkin mengalami refluks asam karena peningkatan asam lambung yang dipicu oleh stres. Stres juga dapat mempengaruhi cara makanan bergerak melalui tubuh yang dapat menyebabkan diare atau sembelit. Efek stres pada sistem otot Saat stres, otot menjadi tegang untuk melindungi diri dari cedera. Jika terus-menerus di bawah tekanan, otot mungkin tidak mendapatkan kesempatan untuk rileks. Otot yang tegang dapat menyebabkan sakit kepala, nyeri punggung dan bahu, serta nyeri di bagian tubuh lainnya. Efek stres pada saraf pusat dan endokrin  Hormon stres mampu meningkatkan detak jantung dan mengirim lebih banyak aliran darah ke area yang membutuhkannya di saat darurat, seperti otot, jantung, dan organ penting lainnya. Ketika stres tidak hilang, respons tersebut akan berlanjut. Efek stres pada sistem kekebalan Seiring waktu, hormon stres dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh dan mengurangi respons tubuh terhadap penyakit. Orang yang mengalami stres kronis lebih rentan mengalami penyakit akibat virus, seperti flu dan pilek. Efek stres pada seksualitas dan reproduksi  Bukan hal yang aneh jika hasrat seksual dapat hilang di bawah tekanan terus-menerus. Jika stres berlanjut untuk waktu yang lama, kadar testosteron pria bisa menurun. Ini dapat mengganggu produksi sperma dan menyebabkan disfungsi ereksi. Bagi wanita, stres dapat memengaruhi siklus menstruasi. Stres bisa menyebabkan menstruasi yang tidak teratur atau lebih menyakitkan.