Kehilangan otot Penurunan berat badan yang stabil dan lambat hanya membuat kita kehilangan otot tak lebih dari sekitar 1 persen dari berat badan per minggu. Sebanyak 75 persennya berasal dari lemak dan 25 persennya dari kombinasi air dan otot.Menggunakan pendekatan diet yang agresif dengan memangkas kalori hingga di bawah 1.000 hingga 1.200 kalori per hari akan membuat tubuh memecah protein otot untuk energi.Penelitian menunjukkan, ketika kita menurunkan berat badan dengan cepat, kita bakal kehilangan otot sekitar tiga kali lebih banyak daripada jika menurunkan berat badan dengan lambat. Jadi, meskipun berat badan kita turun, fisik kita mungkin tidak terlihat jauh lebih baik.Sementara penurunan berat badan yang sangat cepat bisa menyebabkan otot-otot jantung mengalami atrofi. Misalnya, diet cairan rendah kalori yang ekstrem berkaitan dengan aritmia ventrikel dan risiko kematian. Metabolisme tubuh melambat Dengan lebih sedikit otot, tingkat metabolisme tubuh kita, atau jumlah kalori yang dibakar saat istirahat, secara otomatis juga akan turun. Artinya, tubuh kita bakal membakar lebih sedikit kalori ketika berjalan, berbicara, dan bahkan berolahraga.Metabolisme tubuh akan turun cukup rendah sehingga tubuh malah berhenti menurunkan berat badan. Ketika kita berhenti diet, metabolisme tubuh akan selalu lebih lambat daripada sebelum melakukan diet ketat.Sementara itu, ahli diet teregistrasi dan manajer layanan nutrrisi kesehatan dari Cleveland Clinic di Ohio, Kristin Kirkpatrick mengatakan, otak kita akan berpikir bahwa makanan yang kita konsumsi belum cukup. Ini akan memicu tubuh kita mengandalkan kalori untuk mencegah tubuh kelaparan.Pada akhirnya, jika memiliki target penurunan berat badan, opsi terbaik adalah berkonsultasi dengan ahlinya. Selain mendapatkan saran terbaik untuk mencapai target diet, kita juga bisa dijauhkan dari kemungkinan menjalani diet ketat yang tidak sehat.
Waspadai Bahaya Diet Terlalu Ketat bagi Kesehatan Tubuh
Selasa, 10 Agustus 2021 - 13:46 WIB