Beberapa jenis diet paling populer selama pandemi Covid-19 di antaranya, diet keto, diet puasa intermiten, dan diet paleo. Memiliki bentuk tubuh ideal adalah harapan banyak orang baik perempuan maupun lakik-laki. Terlebih, selama pandemi ini banyak orang mengeluh akan lingkar pinggang yang bertambah lebar. Hal ini terbukti dengan banyaknya orang yang mencari-cari metode diet terbaik selama pandemi Covid-19 ini. Setiap metode diet memiliki reaksi yang berbeda untuk setiap orang. Ada yang berhasil menurunkan berat badan dengan diet tertentu, namun adapula yang justru jatuh sakit karena diet tersebut. Dilansir dari Cleveland Clinic, berikut daftar diet paling populer selama pandemi Covid-19 Diet keto Diet keto menerapkan pola makan yang kaya akan lemak dan mengurangi makanan mengandung karbohidrat. Tubuh biasanya mengunakan glukosa dari karbohidrat sebagai energi. Dalam diet keto, kita tak lagi mengonsumsi karbohirat. Jadi, energi akan didapatkan dari proses pembakaran lemak. Hal ini akan meningkatkan metabolisme, menjaga tingkat gula darah, dan menurunkan risiko penyakit jantung. Diet ini sangat cocok untuk penderita diabetes tipe 2 atau epilepsi. Namun, diet keto bisa memicu "keto flu", yaitu kumpulan gejala seperti sembelit, susah tidur, sakit kepala, dan sebagainya. Keto flu biasanya terjadi saat awal mula kita mempraktikan jenis diet ini. Diet puasa intermiten Puasa intermiten atau intermiten fasting merupakan pola diet yang menerapkan jeda makan dalam waktu tertentu. Salah satu metode intermiten fasting yang terkenal adalah 5:2, dimana kita bisa makan normal selama lima hari lalu melakukan puasa selama dua hari. Pola diet ini juga terbukti mampu meningkatkan metabolisme, meningkatkan kadar insulin dan hormon pertumbuhan, serta meningkatkan produksi sel induk. Namun, metode diet ini bisa memicu heartburn, dehidrasi, memicu peningkatan stres dan gangguan tidur. Diet Paleo Metode diet paleo meniru pola makan nenek moyang kita pada zaman paleolitikum, di mana orang-orang lebih banyak mengonsumsi makanan utuh daripada makanan olahan. Jadi, kita hanya bisa buah, daging tanpa lemak, ikan, sayur, kacang-kacangan, dan biji-bijian. Selain bagus untuk menurunkan berat badan, pola diet ini juga dipercaya dapat menyeimbangkan tekanan darah. Namun, sebuah riset dari Australia membuktikan mereka yang menjalani diet paleo memiliki tingkat biomarker darah yang tinggi. Tingginya tingkat biomarker darah ini terkait dengan penyakit jantung. Diet paleo juga berefek negatif bagi kesehatan usus.
Daftar Diet Paling Populer Selama Pandemi Covid-19
Kamis, 5 Agustus 2021 - 16:29 WIB