Stres Bisa Turunkan Berat Badan, Ini Alasannya

Stres Bisa Turunkan Berat Badan, Ini Alasannya (Foto : )

Stres dapat mengakibatkan penurunan berat badan bagi sebagian orang, karena membuat mereka melewatkan makan dan tidak memiliki selera makan sama sekali. Bagi sebagian orang, stres dapat berdampak langsung pada berat badan mereka. Dilansir dari Healthline, saat stres orang bisa mengalami penurunan berat badan atau penambahan berat badan. Dalam beberapa kasus, stres bisa membuat orang melewatkan makan dan tidak memiliki selera makan sama sekali. Saat seseorang mengalami stres, ia mungkin terlibat dalam perilaku yang berbeda dari biasanya, misalnya, bekerja saat makan siang atau begadang di malam hari. Gangguan ini dapat memperburuk reaksi internal tubuh terhadap stres. Berikut beberapa penyebab penurunan berat badan akibat stres: Respons seseorang terhadap stres dapat mempercepat metabolisme Saat seseorang stres, tubuhnya masuk ke mode ketika ia harus memilih untuk melawan atau lari. Mekanisme fisiologis ini dikenal juga sebagai respons stres akut yang dapat memberi tahu tubuh untuk merespons ancaman yang dirasakan. Tubuh pun mempersiapkan diri untuk melespaskan hormon seperti adrenalin dan kortisol. Adrenalin mempersiapkan tubuh untuk aktivitas berat, tetapi dapat meminimalkan keinginan untuk makan. Sementara itu, kortisol memberi sinyal kepada tubuh untuk menekan sementara fungsi-fungsi yang tidak penting selama stres, termasuk respons sistem pencernaan, kekebalan, dan reproduksi. Hiperstimulasi dapat menyebabkan gangguan gastrointestinal Tubuh akan memperlambat pencernaan sehingga hanya fokus pada cara meresposn stres. Kondisi dapat menyebabkan ketidaknyamanan gastrointestinal, seperti sakit perut, maag, diare dan sembelit. Stres kronis memperkuat gejala-gejala ini dan menyebabkan kondisi mendasar lainnya, seperti sindrom iritasi usus besar. Perubahan pada sistem pencernaan dapat menyebabkan seseorang makan lebih sedikit sehingga menyebabkan berat badan turun. Hiperstimulasi dapat memengaruhi kemampuan tubuh untuk memproses dan menyerap nutrisi Saat seseorang mengalami stres, tubuhnya memperoses makanan secara berbeda. Stres memengaruhi saraf vagus yang memengaruhi cara tubuh untuk mencerna, menyerap, dan metabolisme makanan. Gangguan ini dapat menyebabkan peradangan yang tidak diinginkan. Melakukan aktivitas fisik Beberapa orang menggunakan aktivitas fisik untuk mengatasi stres. Meskipun dorongan endorfin yang dipicu oleh olahraga dapat mengurangi stres, melakukan lebih banyak fisik daripada biasanya, dapat menyebabkan penurunan berat badan yang tidak terduga. Gangguan tidur memengaruhi produksi kortisol Stres dapat membuat sulit tidur. Kondisi ini juga dapat memengaruhi kualitas tidur seseorang sehingga membuatnya merasa lesu dan lelah. Gangguan ini dapat memengaruhi produksi kortisol yang dapat memengaruhi metabolisme seseorang, sehingga kebiasaan makan pun dapat terpengaruh.