Brewok atau jenggot bisa meningkatkan risiko terinfeksi Covid-19 karena rambut di area wajah dapat menciptakan celah antara wajah dan masker sehingga akan mengurangi keefektifan pemakaian masker. Penggunaan masker sangat penting untuk melindungi diri sendiri dan orang lain dari penularan virus corona. Nah, pemakaian masker pun juga ada aturannya agar bisa berfungsi efektif. Untuk mengurangi risiko tertular corona atau menyebarkan virus corona, masker harus pas. Tidak ada celah antara kulit dan masker.Saat seseorang memiliki brewok atau jenggot, ini akan mengurangi keefektifan pemakaian masker. Sebab, adanya rambut di area wajah tersebut seringkali menciptakan celah antara wajah dan masker.“Setiap celah meningkatkan kemungkinan virus masuk atau keluar dari lubang, yang jelas meningkatkan risiko menularkan atau tertular penyakit,” kata Dr Mona Gohara, seorang profesor klinis dermatologi di Yale School of Medicine.Dilansir dari CNN , Selasa (23/3/2021), memakai masker tidak sepenuhnya mencegah infeksi, tetapi dalam membantu membatasi penyebaran tetesan pernafasan yang kemungkinan mengandung virus di antara manusia.Menurut sebuah studi pada Desember 2020, penggunaan masker dapat mengurangi paparan jumlah infeksi virus corona hingga hampir 50 persen. Namun ahli mengingatkan bukti tentang penggunaan masker yang tidak maksimal dapat meningkatkan risiko terkena infeksi virus corona.“Jika masker tidak dipasang dengan benar, apapun alasannya, Anda meningkatkan risiko terinfeksi,” kata Gohara.Berkaca dari petugas kesehatan, mereka mengaku bahwa rambut di wajah adalah penghalang untuk memakai masker dengan benar. Selain itu, masker profesional media N95 biasanya tidak efektif karena adanya rambut jenggot di wajah.Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS, ada beberapa model rambut yang tidak disarankan karena dapat mengganggu segel respirator (yang menekan wajah) atau karena rambut dapat mengganggu katup pernafasan (yang membuat lebih mudah bernafas).
Benarkah Jenggot Bisa Meningkatkan Risiko Terinfeksi Covid-19? Ini Penjelasan Ahli
Senin, 29 Maret 2021 - 10:41 WIB