Waspadai Efek Samping Diet Sangat Rendah Kalori

Waspadai Efek Samping Diet Sangat Rendah Kalori (Foto : )

Efek samping diet sangat rendah kalori di antaranya, risiko batu empedu, tidak memenuhi kebutuhan gizi, memperlambat metabolisme, dan kinerja otak jadi terhambat. Diet rendah kalori diklaim bisa menurunkan berat badan dengan sangat cepat. Saat menjalani diet ini, biasanya asupan makanan dalam sehari dibatasi hanya 800 hingga 1.500 kalori. Bahkan, di beberapa kasus, sebagian orang menjalani diet sangat rendah kalori dengan hanya mengonsumsi kurang dari 800 kalori per hari. Orang yang menjalani diet sangat rendah kalori selama 4 hingga 16 minggu melaporkan efek samping ringan seperti kelelahan, sembelit, mual, dan diare. Namun, yang perlu diwaspadai adalah, ada sejumlah efek samping yang berisiko ditimbulkan pola diet ini. Dilansir dari Web MD, berikut efek samping diet sangat rendah kalori yang perlu Anda waspadai. Batu empedu Batu empedu adalah efek samping serius yang paling umum dari diet sangat rendah kalori. Batu empedu lebih sering terjadi selama penurunan berat badan yang cepat. Saat tubuh mengalami defisit kalori, lemak mulai diurai menjadi energi. Hati kemudian mengeluarkan lebih banyak kolesterol dan bila dikombinasikan dengan empedu dapat membentuk batu empedu. Tidak memenuhi kebutuhan gizi Seiring dengan bertambahnya umur, kemampuan regenerasi sel-sel tubuh akan semakin berkurang. Sehingga tubuh akan sangat membutuhkan asupan gizi seperti vitamin, mineral, serat dan nutrisi lainnya. Dengan membatasi asupan makanan yang bergizi, otomatis pemenuhan kebutuhan zat gizi pun akan berkurang, sehingga tubuh menjadi rentan akan berbagai penyakit. Memperlambat metabolisme Ketika tidak cukup makan, tubuh Anda masuk ke mode bertahan hidup dan mulai memecah otot untuk melepaskan glukosa yang tersimpan di dalamnya yang dapat digunakan untuk energi. Namun, karena Anda tidak mengonsumsi cukup kalori, tubuh akan memperlambat metabolisme sebagai upaya menghemat energi. Akibatnya, Anda akan merasa lesu, kedinginan serta mengalami masalah pencernaan. Kinerja otak terhambat Otak Anda menjalankan glukosa seperti mobil yang menggunakan bensin, dan otak membutuhkan pasokan konstan agar semuanya berjalan lancar. Jika Anda lapar sepanjang hari, dan kehabisan tenaga, Anda tidak dapat bekerja dengan kapasitas puncak.