Sederet fakta tentang tes saliva untuk mendeteksi Covid-19 meliputi, menggunakan air liur, sampel bisa bertahan hingga 24 jam, mengurangi risiko penyebaran virus, dan sudah dilakukan di beberapa negara. Tes Covid-19 yang umum digunakan saat ini adalah rapid test antigen dan swab PCR, dan Covid-19 PCR dinilai memiliki akurasi paling tinggi. Saat ini pemerintah menyebut tengah mempertimbangkan metode lain untuk pengujian Covid-19, yakni tes saliva atau air liur. Metode ini bahkan disebut lebih akurat dibanding tes Covid-19 PCR.Berikut sederet fakta tentang tes saliva yang dihimpun dari berbagai sumber: Menggunakan air liur Dikutip dari WebMD , tes saliva adalah salah satu metode pendeteksi virus corona dengan mendeteksi materi genetik virus dalam sampel air liur. Sebuah penelitian yang dilakukan di Memorial Sloan Kettering di New York, menemukan bahwa kesepakatan antara saliva dan swab yang diberikan melalui mulut adalah 93 persen, dan sensitivitasnya 96,7 persen.Metode swab yang diberikan melalui hidung dan air liur memiliki hasil yang sesuai 97,7 persen dengan sensitivitas 94,1 persen. Sedangkan metode berkumur berkumur hanya efektif 63 persen dalam mendeteksi virus. Kesepakatan antara metode swab hidung dan berkumur adalah 85,7 persen. Sampel bisa bertahan hingga 24 jam
Sederet Fakta tentang Tes Saliva yang Disebut Akan Gantikan Tes Covid-19 PCR
Minggu, 31 Januari 2021 - 15:57 WIB