Ilmuwan Sebut Pakai Masker Saat Olahraga Tidak Mengganggu Pernafasan

Ilmuwan Sebut Pakai Masker Saat Olahraga Tidak Mengganggu Pernafasan (Foto : )

Sejumlah penelitian membuktikan bahwa memakai masker saat olahraga tidak mengganggu pernafasan, karena tidak membatasi aliran oksigen atau mengganggu fungsi paru-paru. Sejumlah penelitian membuktikan bahwa memakai masker tidak membatasi aliran oksigen orang sehat atau menggannggu fungsi paru-paru selama olahraga berat. Mengenakan masker saat berlari atau bersepeda mungkin terasa tidak enak, tetapi yang pasti itu membatasi penyebaran droplet virus corona. Studi pertama yang diterbitkan dalam Scandinavian Journal of Medicine and Science in Sports mempelajari 16 pria dewasa sehat mengendarai sepeda statis, sambil mengukur tekanan darah, detak jantung, laju pernafasan, tekanan darah, saturasi oksigen, dan waktu kelelahan. Setiap peserta berperan sebagai kontrolnya sendiri dan melakukan tes tiga kali, yaitu sekali tanpa masker, sekali dengan masker bedah, dan sekali memakai respirator N95. Dilansir dari IFL Science, peneliti menemukan sedikit perbedaan pada pengukuran pria. Satu-satunya efek signifikan adalah sedikit peningkatan kadar karbondioksida dalam nafas mereka, saat memakai masker N95. Para peneliti merekomendasikan masker tetap dipakai selama latihan. Studi kedua yang diterbitkan bulan ini di International Journal of Environmental Research and Public Health merekrut 14 pria dan wanita, juga melakukan tes bersepeda hingga kelelahan. Mereka mengenakan masker wajah kain tiga lapis, masker wajah bedah sekali pakai, atau tanpa masker pada tiga kesempatan terpisah. Tidak ada perbedaan signifikan dalam pengukuran fisiologis. Temuan peneliti menunjukkan orang dapat memakai masker wajah selama latihan intens tanpa efek merugikan pada kinerja tubuh dan berdampak minimal pada darah dan oksigenasi otot. Sementara itu, studi ketiga yang diterbitkan minggu ini di Annals of the American Thoracic Society meninjau literatur dan tidak menemukan bukti yang menunjukkan bahwa fungsi paru-paru menurun selama latihan berat dengan memakai masker. Temuan utamanya adalah bahwa masker meningkatkan dyspnea, yaitu sensasi ketika nafas terasa tidak cukup, yang mana ini terasa sangat tidak nyaman saat melakukan pernafasan. Studi yang telah mengevaluasi efek N95, masker kain, atau masker bedah pada oksigenasi darah atau tingkat CO2 selama latihan tidak menemukan efek atau ada efek yang sangat kecil yang tidak penting bagi orang normal. Bahkan, untuk pasien dengan penyakit cardiopulmonary perubahannya sangat kecil. Dua studi pertama dilakukan pada orang dewasa yang sehat dan cakupan studi relatif kecil, yang berarti hasilnya mungkin berbeda untuk mereka yang berusia lebih tua, muda, atau yang memiliki masalah kesehatan yang sudah ada sebelumnya. Pada studi review, peneliti tidak menemukan perbedaan efek masker untuk populasi tua dan muda, kecuali untuk mereka yang sangat muda (kurang dari 2 tahun) dan masker memang tidak direkomendasikan untuk anak dibawah dua tahun. Demikian pula, orang-orang dengan masalah kesehatan yang sudah ada sebelumnya, tidak mengalami banyak perubahan fisiologis, meski mereka mungkin mengalami lebih banyak dyspnea.