Dua pilot Singapura yang menerbangkan pesawat ringan melakukan pendaratan darurat di jalan tol di Johor, Malaysia, pada Minggu 22/11/2020) pagi.
Pilot sedang dalam perjalanan ke Melaka dari Bandara Seletar di Singapura ketika mereka mengalami masalah teknis, kata Kapten Chester Voo, CEO Otoritas Penerbangan Sipil Malaysia (CAAM) dalam siaran pers.
[caption id="attachment_404367" align="alignnone" width="600"] (Foto: CNA/Kulai Police)[/caption]
Pilot dilaporkan berada dalam kondisi stabil dan pesawat telah dipindahkan ke posisi yang tidak mengganggu lalu lintas di jalan raya, tambahnya.
Kapten Voo mengatakan menara kontrol lalu lintas udara Johor menerima panggilan sekitar pukul 10.40 pagi dari pilot yang meminta izin untuk pendaratan kembali di Bandara Internasional Senai karena masalah teknis.
Pesawat Beechcraft Model 35 Bonanza kemudian mendarat di sisi selatan Jalan Tol Utara-Selatan (PLUS) dekat Sedenak.
Sebuah tim pencarian dan penyelamatan yang dikerahkan ke daerah itu telah "menyelesaikan semua tugas yang diperlukan", kata Voo.
Menurut laporan Channel News Asia yang melansir kantor berita Malaysia Bernama, pernyataan resmi dari polisi Johor mengidentifikasi dua pilot Singapura itu sebagai Dr Yang Kuang Ying dan Mr Saleehullah Abdul Majid.
Pernyataan polisi mengatakan bahwa pilot mendengar suara dari mesin pesawat sekitar pukul 11.05 ketika mereka berada di ketinggian 5.000 kaki.
"Pilot berusaha mengganti tangki bensin tetapi mesin pesawat tidak lagi berfungsi. Pengukur bensin turun dengan cepat," kata pernyataan itu.
Pilot kemudian membuat keputusan untuk melakukan pendaratan darurat di kilometer 47,8 km jalan raya selatan, pernyataan itu menambahkan.
"Insiden itu tidak mengakibatkan cedera dan tidak ada kerusakan properti umum yang dilaporkan," tambah polisi Johor.
https://www.facebook.com/DapGelangPatah/videos/375172120573082/
Kepala polisi Kulai, Inspektur Tok Beng Yeow, mengatakan kepada media lokal pada Minggu sore bahwa Dr Yang dan Saleehullah melakukan penerbangan rutin untuk menentukan jam terbang. Mereka melakukan perjalanan dari Bandara Seletar di Singapura ke Bandara Batu Berendam di Melaka.
Ia menambahkan, pasangan tersebut telah menyelesaikan ronde pertama, dan melakukan pendaratan darurat di lokasi kejadian saat mereka pada ronde kedua terbang menuju Singapura.
"Berdasarkan investigasi, pilot sudah mendapat izin dan tidak memerlukan dokumen tambahan untuk melintasi batas negara untuk melakukan penerbangan ke jam terbang," kata Inspektur Tok.
“Mereka bukan trainee. Pilotnya profesional dan memiliki pengalaman 12 tahun, dengan waktu terbang 480 jam,” tambahnya.
Investigasi akan dilakukan oleh Biro Investigasi Kecelakaan Udara di bawah Kementerian Transportasi Malaysia.
Channel News Asia