Ilmuwan Ungkap Efek Samping Vaksin Virus Corona Pfizer

Ilmuwan Terkemuka Ungkap Efek Samping Vaksin Virus Corona Pfizer (Foto : )

CEO BioNTech, Prof Ugur Sahin, mengatakan bahwa efek samping utama vaksin virus corona Pfizer yang terlihat sejauh ini adalah nyeri ringan di tempat suntikan diberikan yang akan terasa dalam beberapa hari. CEO BioNTech, Prof Ugur Sahin, telah mengumumkan hasil awal yang menjanjikan dari vaksin virus corona Pfizer. Ia juga mengatakan tidak melihat adanya efek samping serius dari suntikan vaksin itu.Prof Sahin mengatakan bahwa efek samping utama yang terlihat sejauh ini dari vaksin Pfizer adalah nyeri ringan di tempat suntikan diberikan yang akan terasa dalam beberapa hari. Selain itu, beberapa relawan juga mengalami demam ringan hingga sedang di periode yang sama.“Kami tidak melihat efek samping serius lainnya yang akan mengakibatkan jeda atau penghentian penelitian vaksin,” kata Prof Sahin dalam wawancaranya yang dikutip dari Express UK , Senin (16/11/2020).“Kami sekarang memiliki data keamanan untuk sebagian subjek selama lebih dari dua bulan, dan kami terus mengumpulkan data selama lebih dari dua tahun. Tidak hanya untuk melihat profil efek samping jangka pendek dan menengah, tetapi juga (efek samping) jangka panjang,” lanjutnya.Namun, dalam penelitiannya sejauh ini, Prof Sahin mengatakan profil keamanan vaksin benar-benar tidak berbahaya. Ia mengatakan, perlu banyak data untuk mengetahui apakah suntikan vaksin corona ini bisa bertahan lama atau tidak.Ini penjelasan sang proofesor, saat ditanya apakah vaksin Covid-19 ini akan menjadi suntikan tahunan seperti vaksin flu?“Flu sedikit berbeda, karena dengan flu kita benar-benar berurusan setiap tahun. Covid-19 tentu saja memiliki beberapa mutasi, tetapi sejauh ini mutasinya sangat berbeda, dan saya tidak berharap virus akan mengalami perubahan dramatis seperti yang diamati, misalnya untuk influenza,” ujar Prof Sahin.Prof Sahin juga mengatakan bahwa vaksin menjadi satu-satunya booster untuk melindungi manusia dari virus ini. Soal pemberian vaksin, ia memperkirakan bisa saja diberikan setiap satu bahkan lima tahun.