Lho?"Iya, tayamum itu membersihkan pakai pasir atau debu. Nah, orang sini lalu menyebut kerupuk yang digoreng pakai pasir dengan nama kerupuk tayamum. Ada juga yang menyebutnya kerupuk useg , karena cara gorengnya yang diuseg-useg pakai pasir," ujar Hj. Nur, penjual kerupuk di Kaliwungu, Kendal.Sentra pembuatan kerupuk useg atau tayamum ada di Desa Sarirejo, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah. Desa yang menjadi salah satu sentra pembuatan kerupuk pasir di pantura.Sebenarnya ada beberapa desa lainnya yang juga membuat kerupuk tayamum. Tapi yang paling banyak itu di Sarirejo, sehingga desa inilah yang menjadi sentranya.Ada sedikitnya sembilan unit usaha kerupuk. Sebagian hanya usaha penggorengan saja, sebagian lainnya merupakan unit usaha lengkap dari mengolah bahan mentah hingga jadi kerupuk. Salah satunya adalah Haji Sakjun yang sudah merintis usaha kerupuk sejak tahun 1970-an."Dulu itu kita sempat beralih ke penggorengan minyak, karena prosesnya yang praktis dan lebih cepat. Tapi lama-lama kok terasa makin mahal minyaknya, ya lalu kita kembali goreng pakai pasir, dan bertahan sampai sekarang," kata Pak Haji Sakjun.Pasir? Iya, menggorengnya menggunakan pasir. Kok bisa?"Intinya, pasir itu jadi media untuk memanaskan kerupuk sampai mekar. Kalau kurang panas krupuknya tidak bisa mekar, kalau kepanasan krupuknya jadi bantat alias keras di tengah," jelas Pak Haji Sakjun.[caption id="attachment_397550" align="alignnone" width="1280"]
Kerupuk Tayamum Legendaris Khas Kendal
Jumat, 6 November 2020 - 10:00 WIB