Foto: Teguh Joko Sutrisno | ANTV[/caption]Setelah lapor ke petugas jaga, saya langsung masuk ke dalam candi karena penasaran dengan lubang angin dan bekas dudukan arca.[caption id="attachment_374821" align="alignnone" width="900"] Foto: Teguh Joko Sutrisno | ANTV[/caption]Beberapa candi Budha yang pernah saya kunjungi seperti Candi Mendut, Candi Borobudur, Candi Sewu Sewu, maupun Candi Plaosan, semuanya tak ada lubang angin atau ventilasi. Ini menimbulkan reka-reka, apa sebenarnya fungsi Candi Pawon pada masa itu.[caption id="attachment_374822" align="alignnone" width="900"] Foto: Teguh Joko Sutrisno | ANTV[/caption]Dari catatan yang tertempel di papan informasi Candi Pawon, tertulis bahwa seorang ahli epigrafi asal Belanda J.G. de Casparis mencoba mengungkap fungsi candi ini dari namanya. Saat itu masyarakat menamakannya pawon.Dalam istilah Jawa pawon berasal dari kata peawuan dengan kata dasar awu atau abu. Ada kemungkinan ini dulu tempat perabuan atau penyimpanan abu kremasi raja-raja dari Dinasti Syailendra pada abad 8 hingga 9 Masehi. Makanya ada lubang angin untuk keluar masuk udara.Candi Pawon sendiri pertama kali ditemukan di tengah hutan pada tahun 1900. Kemudian dipugar dari tahun 1903 hingga 1908.[caption id="attachment_374819" align="alignnone" width="900"]