Foto: Teguh Joko Sutrisno | ANTV[/caption]"Dari sisi ongkos produksi bisa lebih hemat karena bahan baku mangrove tinggal petik saja, tidak usah beli, sehingga secara ekonomi menguntungkan," tambahnya.Meski di kawasan mangrove ada banyak jenis tanaman, lanjutnya, namun yang bisa diolah jadi makanan hanya beberapa saja."Yang bisa untuk diolah makanan itu yang jenis avicenia dan yang jenis brayung. Selain jadi kerupuk bisa juga diolah jadi bubur, rempeyek, stik, atau bahan campuran roti," tuturnya.[caption id="attachment_345447" align="alignnone" width="900"] Foto: Teguh Joko Sutrisno | ANTV[/caption]Buah mangrove hasil petik warnanya masih hijau. Setelah direbus akan berubah menjadi coklat tua agak kemerahan. Setelah empuk, kemudian dikupas dan menyisakan daging buahnya saja. Agar komposisi buah mangrovenya pas, sebelum diolah harus ditimbang dulu. Baru kemudian dihaluskan dengan blender.[caption id="attachment_345456" align="alignnone" width="900"] Foto: Teguh Joko Sutrisno | ANTV[/caption]Bumbu untuk membuat kerupuk mangrove ada bawang, garam, kemiri, dan ketumbar. Bumbu dihaluskan dan dicampur dengan buah mangrove sehingga jadi adonan. Baru setelah itu dicampur dengan tepung tapioka sampai kalis, dibentuk gilig, dan dibungkus daun pisang.[caption id="attachment_345448" align="alignnone" width="900"] Foto: Teguh Joko Sutrisno | ANTV[/caption]Adonan ini direbus selama setengah jam. Setelah dingin daunnya dilepas dan jadi bahan kerupuk mangrove yang masih basah. Bahan ini lalu dipotong-potong tipis, ditata di atas anyaman bambu, lalu dijemur sampai kering betul. Nah, kerupuk kering ini dikemas dalam plastik dan sudah bisa dijual. Nanti pembelinya tinggal menggoreng di rumah jadi kerupuk renyah siap makan."Kita beri nama olahan ini dengan Mas Jamang, yang artinya makanan khas Jajanan Mangrove, sudah kita kemas dan ada ijin PIRT dari Dinas Kesehatan," jelasnya sambil mengemas kerupuk dalam plastik.[caption id="attachment_345449" align="alignnone" width="900"]