Gudang es tua yang tak lagi dipakai, atapnya penuh lubang serta tak layak huni kini terpaksa menjadi rumah bagi Agus Prayitno (35) bersama istrinya Ani Noviyanti (36) dan tiga anak mereka yang masih kecil. Entah dimana dinas sosial Kota Solo, Jawa Tengah? Katanya, bangunan itu berhantu!
Miris! Prihatin!
Begitulah bangunan bekas gudang es di kawasan Jajar, Kecamatan Laweyan, Solo, Jawa Tengah. Atapnya penuh lubang, kalau hujan tetesan air deras membasahi lantai. Namun tiada pilihan bagi Agus Prayitno dan Ani Noviyanti. Suami istri ini terpaksa hidup di gudang ini bersama tiga anak mereka yang masih kecil.
Gudang es berukuran 10 x 6 meter persegi ini sudah mereka tinggali sekitar lima tahun sejak akhir 2015. Satu lampu yang listriknya berasal dari aki kecil menjadi andalan penerangan mereka di malam hari.
[caption id="attachment_340843" align="alignnone" width="900"] Foto: Effendi Rois[/caption]
Mengapa tinggal di sini? Karena Agus dan Ani tidak memiliki cukup uang untuk tinggal mengontrak kost atau rumah petak.
Bangunan tua yang berpintu lembaran seng itu tidak memiliki sekat antar ruang. Tembok tampak lusuh dan berjamur. Begitu pula kondisi atap yang sudah berkarat dan berlubang, bahkan ada tumbuhan yang tumbuh di bawahnya.
[caption id="attachment_340841" align="alignnone" width="900"] Banyak cerita horor berkembang di masyarakat tentang penampakan hantu di bekas gudang es tak layak huni ini yang menjadi rumah tinggal Agus dan keluarganya. Foto: Effendi Rois[/caption]
Mereka juga harus berjibaku melawan nyamuk di malam hari yang menyerbu karena sekitar bangunan dikelilingi oleh semak belukar.
[caption id="attachment_340854" align="alignnone" width="900"] Foto: Effendi Rois[/caption]
Selain nyamuk, mereka harus pula melawan dingin. Lembabnya lantai dan kasir sekedarnya adalah sahabat keluarga ini.
[caption id="attachment_340853" align="alignnone" width="900"] Foto: Effendi Rois[/caption]
Bagaimana dengan air bersih? Mereka mengambilnya dari Klinik Sri Murti Husada yang berada tak jauh dari gudang es yang mereka tinggali.
Tentang cerita horror yang berkembang di masyarakat, Agus dan keluarganya tidak menepis. Mereka kerap melihat penampakan hantu. Mulai dari hantu anak-anak yang bermain, perempuan yang duduk diam di pojok ruangan, nenek-nenek yang berjalan tertatih dan banyak kejadian lainnya.
Sudah biasa, kata Agus. Gudang es tua ini sudah karib bagi Agus. Ia mengaku sering bermain di sini sejak sebelum menikah pada tahun 2010 silam.
Agus menceritakan, awalnya dirinya dan keluarga tinggal di sebuah rumah indekos di kawasan Karangasem, Laweyan namun karena indekos itu akan dijual oleh pemiliknya maka Agus harus mencari tempat tinggal baru. Agus yang menganggur saat itu akhirnya menempati bangunan bekas gudang es tak layak huni ini sebagai tempat tinggal sampai sekarang.
Agus sempat berusaha mencukupi kebutuhan sehari-hari dengan membuka jasa tambal ban yang lokasinya tidak jauh dari gudang es ini. Namun usahanya tidak berjalan lama karena Agus mendapat tawaran kerja di tempat angkringan atau wedangan dan harus berangkat mulai pukul 14.30 wib.
Upah Rp60.000 per hari ia kantongi dan setiap satu minggu sekali dibayarkan padanya.
[caption id="attachment_340839" align="alignnone" width="900"] Agus Prayitno (35) bersama istrinya Ani Noviyanti (36) dan tiga anak mereka yang masih kecil tinggal di bekas gudang es tak layak huni di kawasan Jajar, Kecamatan Laweyan, Solo, Jawa Tengah. Foto: Effendi Rois[/caption]
Soal bantuan sosial, Agus mengaku belum pernah mendapatkan bantuan apapun dari pemerintah. Dirinya juga tidak banyak berharap dengan bantuan itu. Bagi Agus, bisa bekerja dan mencukup kebutuhan hidup keluarga sehari-hari sudah lebih dari cukup.
Tergerak membantu? Silakan mampir ke gudang es kawasan Jajar, Kecamatan Laweyan, Solo, Jawa Tengah. Agus dan keluarganya ada di sini.
Effendy Rois | Solo, Jawa Tengah