Masyarakat harus berperan aktif dalam perang melawan COVID-19. Perannya sebagai garda terdepan dengan menaati peraturan pemerintah mulai dari protokol kesehatan sampai mematuhi PSBB. Sedangkan tenaga medis merupakan garda terakhir, merawat pasien COVID-19.
Sebagai bentuk upaya berperang melawan COVID-19, hal yang menjadi penting adalah bagaimana seseorang mengetahui perannya masing-masing. Peran ini perlu untuk diketahui karena setiap orang memiliki kapasitasnya masing-masing dan penanggulangan bencana pandemi COVID-19 adalah urusan bersama.
Inisiator Aliansi Pemuda Surabaya Seno Bagaskoro mengatakan bahwa dalam perang melawan pandemi COVID-19 dibutuhkan peran dari banyak pihak, tidak hanya tenaga medis saja. Pembagian peran tersebut digambarkan seperti orkestra musik yang masing-masing pemusik dengan alat musiknya memiliki peran masing-masing.
Bagi tenaga medis, tentunya peran yang dimainkan adalah menolong pasien di rumah sakit, klinik dan tempat medis lainnya. Tenaga medis ini sudah pasti juga mengorbankan waktu, pikiran dan tenaganya untuk memerangi penyebaran virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19.
"Tenaga medis juga banyak yang masih muda, yang berperan berjuang mati-matian melawan COVID-19. Saya kira itu adalah pengorbanan yang luar biasa," kata Seno dalam telekonferensi yang disiarkan di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Rabu (6/5).
Tidak hanya tenaga medis saja. Dalam urusan berperang melawan COVID-19, masyarakat juga memiliki peran yang sangat penting. Dalam hal ini peran yang harus dimainkan masyarakat adalah dengan mentaati peraturan pemerintah mulai dari penerapan protokol kesehatan hingga mematuhi anjuran pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), sehingga rantai penularan COVID-19 bisa diputus.
Peran masyarakat ini menjadi paling penting karena berada di garda paling depan. Bertambahnya kasus positif COVID-19 tergantung dari masyarakatnya apakah bersedia memainkan perannya dengan baik atau tidak. Sedangkan dokter menjadi garda terakhir dengan kapasitas dan perannya sebagai tenaga medis. Pengertiannya, masyarakat harus bisa disehatkan sehingga dokter dapat diselamatkan.
“Masyarakat ini menjadi garda terdepan, kalau dokter ini sebenarnya garda terakhir,” tambah Seno.
Selain aktif di Aliansi Pemuda Surabaya, Seno juga aktif di Aliansi Pelajar Surabaya yang hampir setiap hari berdiskusi dengan anggota aliansi yang jumlahnya mencapai 350 orang. Dari diskusi tersebut, pihaknya juga aktif memainkan peran dengan memberikan imbauan dan informasi seputar penanganan COVID-19.
"Kami yang dari kalangan nonmedis hanya bisa berperan dengan membentuk jaringan dan melakukan komunikasi untuk mengajak masyarakat untuk mematuhi imbauan pemerintah dan berempati dengan para dokter yang melakukan perjuangan sampai tidak pulang ke rumah untuk menangani pasien COVID-19," tuturnya.
Bersama teman-teman jaringannya, Seno juga membentuk platform "Indonesia Lawan Corona" yang berisi muatan-muatan informasi tentang virus corona dan COVID-19 dari lembaga-lembaga resmi, sehingga melalui peran tersebut, Seno mengajak agar seluruh komponen terutama anak-anak muda dapat berperan melawan COVID-19 bersama-sama dan bergotong-royong.
“Kita akan bisa menangkan perang (melawan COVID-19) ini, kalau kita sadar apa peran kita. Gotong royong pasti bisa selesaikan krisis," pungkas Seno.