Menengok Kota Lama di Semarang yang Kini Lengang Terimbas Covid-19

Menengok Kota Lama di Semarang yang Kini Lengang Terimbas Covid-19 (Foto : )

Kota Lama di Semarang, Jawa Tengah, kini lengang terimbas pandemi virus corona atau covid-19. Tak terdengar lagi suara hiruk pikuk para pengunjung. Kota Lama, sudah menjadi ikon wisata di Semarang, Jawa Tengah. Setiap hari, terutama akhir pekan warga dan wisatawan berlibur menikmati kawasan bangunan tua yang juga dikenal dengan "Little Netherland" tersebut. Tapi, semenjak merebaknya wabah corona dan pemberlakuan social distancing, Kota Lama ikut terimbas dan nyaris sunyi senyap. Sudah tak ada lagi rombongan wisatawan yang berbondong-bondong datang dan berfoto dengan latar belakang masa lampau. Pantauan ANTV di lokasi, Selasa (7/4/2020), taman di sekitar Gereja Blenduk benar-benar lengang. Nyaris tak ada lalu lalang pengunjung. Hanya beberapa orang saja yang terlihat. Antara lain, petugas kebersihan yang bertugas setiap hari menyapu sampah di kawasan Kota Lama. Begitu juga pedestrian yang sudah dibangun secara artistik, tak banyak yang melewatinya. [caption id="attachment_304267" align="alignnone" width="900"] Suasana sekitar Gereja Blenduk, Semarang, Jawa Tengah. (ANTV/Teguh Joko Sutrisno).[/caption] Sebagian pelaku usaha menyikapi himbauan pemerintah tentang social distancing dan physical distancing. Ada yang menutup spot wisata yang mereka kelola, ada juga yang mengurangi jam operasional. Salah satunya seperti kedai kopi di Kota Lama. Jam operasional yang biasanya buka jam 9 pagi dan tutup jam 1 dinihari, kini baru dibuka jam 11 siang dan ditutup jam 6 sore. Galeri seni dan kerajinan sebagian besar tutup. Satu di antaranya seperti Semarang Kreatif Galeri yang memajang aneka kerajinan tangan. Toko ini  tutup hingga batas waktu yang belum ditentukan. Menurut Kepala Dinas Pariwisata Kota Semarang, Indriyasari, semua tempat wisata dan hiburan di Kota Lama, seperti karaoke, galeri, spa dan lain-lain, memang tutup untuk menghindari kerumunan warga untuk menghindari penyebaran virus corona. "Jadi tidak boleh ada kerumunan atau tempat yang berpotensi orang berkerumun sementara ini harus tutup sampai ada evaluasi kembali. Dispensasi diberikan untuk restoran, kafe dan tempat makan lainnya, tetap boleh buka tapi ada pembatasan, seperti kursi dan meja makan diberi jarak lebih lebar lagi dibanding biasanya, harus ada sabun atau hand sanitizer untuk cuci tangan dan sistem pembayaran diusahakan cashless," terangnya. Ia menambahkan, untuk tempat umum di kawasan Kota Lama pada masa ini tetap dibersihkan oleh petugas serta disediakan wastafel dan sabun untuk cuci tangan di beberapa sudut. [caption id="attachment_304272" align="alignnone" width="900"] Taman Srigunting di sebelah Gereja Blenduk, Kota Lama, Semarang, yang kini sepi. (ANTVTeguh Joko Sutrisno).[/caption] Dampak wabah virus corona juga dirasakan sejumlah warung makan di sekitar Kota Lama. Seperti diceritakan Khoiri, pedagang Gulai Kambing Bustaman, salah satu kuliner legendaris di Semarang. Menurut Khoiri, imbas virus corona membuat wisatawan nyaris tidak datang. Apalagi di beberapa gang di kawasan Kota Lama ditutup karena ada perbaikan. Omset yang didapatnya turun hingga 70 persen. "Wah, kerasa sekali. Pasti. Meski kita tetap buka seperti biasanya, tapi jarang yang datang ya mau bagaimana lagi, mau nggak mau harus menyesuaikan. Gulai yang kita masak ya harus dikurangi juga, tapi untuk bumbu dan rasa tetap kita jaga," tuturnya. Ia berharap wabah virus corona (covid-19) dapat segera berakhir, sehingga Kota Lama bisa kembali ramai dan para pengunjung jajan lagi di tempatnya. Teguh Joko Sutrisno | Semarang, Jawa Tengah