Gunung Merapi Erupsi Efusif!

Gunung Merapi Erupsi Efusif (Foto : )

Gunung Merapi, Minggu, 22 September 2019 siang kembali erupsi. Menghembuskan awan panas dengan tinggi kolom mencapai 800 meter. Detik-detik keluarnya awan panas Merapi sempat diabadikan warga di Boyolali, Jawa Tengah. Saat itu sekira pukul 11.36 wib. Hujan abu tipis-tipis mengguyur Kabupaten Sleman. Berdasarkan data dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) di Pos Pengamatan Jrakah, Selo, Boyolali tercatat hembusan awan panas terjadi selama 125 detik dan terpantau kolom setinggi sekitar 800 meter di atas puncak Merapi. Semalam juga terpantau dua guguran lava pijar dari CCTV Gunung Merapi. Jarak luncur 900 meter mengarah ke hulu Kali Gendol, Sleman. Meski demikian, status Gunung Merapi masih tetap bertahan di level waspada atau level II (dua) . Radius aman adalah 3 kilometer dari puncak. Dua Macam Erupsi Pengertian Erupsi gunung berapi terjadi karena adanya pergerakan atau aktivitas dari magma dari dalam perut bumi yang berusaha keluar ke permukaan bumi. Secara umum proses erupsi dibedakan menjadi dua macam, yaitu erupsi eksplosif dan efusif. Erupsi Eksplosif adalah proses keluarnya magma dan material lain dari dalam perut bumi yang disertai dengan tekanan yang kuat sehingga terkadang menimbulkan suara letusan atau dentuman yang cukup keras. Pada umumnya erupsi ini dikenal sebagai letusan gunung berapi. Adapun contoh dari erupsi eksplosif antara lain adalah erupsi gunung Krakatau. Erupsi Efusif adalah proses keluarnya magma yang berbentuk lelehan lava. Erupsi ini terjadi akibat adanya tekanan gas yang tidak begitu kuat sehingga magma kental dan lava pijar tumpah dan kemudian mengalir ke lereng puncak gunung. Adapun contoh dari erupsi efusif adalah erupsi Gunung Merapi. Terkait dengan status aktivitas Gunung Merapi pada level II, Badan Gelologi merekomendasikan: 1. Kegiatan pendakian Gunung Merapi untuk sementara tidak direkomendasikan kecuali untuk kepentingan penyelidikan dan penelitian berkaitan dengan upaya mitigasi bencana. 2. Radius 3 kilometer dari puncak agar dikosongkan dari aktivitas penduduk. 3. Masyarakat yang tinggal di Kawasan Rawan Bencana III mohon meningkatkan kewaspadaan terhadap aktivitas Gunung Merapi. Kawasan Rawan Bencana (KRB) III adalah kawasan yang sering terlanda awan panas, aliran lava, lontaran bom vulkanik. Pada kawasan ini, siapa pun tidak direkomendasikan untuk membuat hunian tetap dan memanfaatkan wilayah untuk kepentingan komersial. Agus Saptono | Boyolali, Jawa Tengah