Antv – Sukses berkarier di industri musik Tanah Air selama puluhan tahun, rupanya musisi sekaligus dai, Rhoma Irama masih memiliki obsesi yang belum sepenuhnya terwujud.
Diusianya yang telah menginjak 76 tahun, pria yang dikenal sebagai Raja Dangdut itu ternyata mempunyai keinginan untuk membangun perguruan Islam sebelum kelak meninggal dunia.
"Ya bahwasanya saya sedang mendirikan Perguruan Islam itu sebuah obsesi saya yang Insya Allah ya Allah izinkan itu bisa berdiri sebelum saya berpulang ke rahmatullah. Mudah-mudahan," kata Rhoma Irama saat ditemui awak media di Kawasan Depok Jawa Barat, belum lama ini.
"(Bentuknya) Sekolah, Boarding School gitu. Di Karawang," sambungnya.
Lebih lanjut, pelantun Begadang tersebut juga mengaku dirinya telah mendapat dukungan penuh dari anak-anaknya.
Namun, ia belum bersedia menyebutkan nama perguruannya, karena sekolah itu masih dalam tahap pembangunan.
"Sekarang masih sedang berproses. (Proses pembangunan) iya. Nggak saya hitung-hitung (sudah berapa persen). Atas izin Allah aja," jelasnya.
Sebagai informasi, Rhoma Irama mulai dikenal sebagai bintang film kanak-kanak, Djendral Kantjil sekitar tahun 1958.
Kariernya di dunia musik dimulai sejak ia usia 11 tahun, Rhoma sudah menjadi penyanyi, gitaris, pimpinan dan musisi ternama.
Rhoma Irama juga mencetuskan semboyan "Voice of Moslem" (Suara Muslim) yang bertujuan menjadi agen pembaru musik Melayu yang memadukan unsur musik rock dalam musik Melayu serta melakukan improvisasi atas aransemen, syair, lirik, kostum, dan penampilan di atas panggung.
Selain di dunia hiburan, ia juga terjun dalam dunia politik. Di masa awal Orde Baru, ia sempat menjadi maskot penting PPP, setelah terus dimusuhi oleh Pemerintah Orde baru karena menolak untuk bergabung dengan Golkar.
Rhoma Sempat tidak aktif berpolitik untuk beberapa waktu, sebelum akhirnya terpilih sebagai anggota DPR mewakili utusan Golongan yakni mewakili seniman dan artis pada tahun 1993.