Antv – Tahun lalu, superstar Bollywwood Shah Rukh Khan bisa disebut meraih puncak kesuksesannya di industri Bollywood dengan film 'Pathaan', 'Jawan' dan 'Dunki'.
Diketahui, ketiga film terakhir Shah Rukh Khan di tahun 20203 itu, sukses memecahkan rekor box office sebagai film terlaris sepanjang masa.
Namun tahukah Anda, bahwa Shah Rukh Khan pernah mengalami periode buruk dalam karirnya di film, yakni antara tahun 1999–2003.
Satu-satunya perilisan Khan pada tahun 1999 adalah film 'Baadshah', dimana ia beradu peran dengan Twinkle Khanna.
Meskipun film tersebut tampil rendah di box office, namun membuat Shah Rukh Khan terpilih menjadi nominasi Penghargaan Filmfare untuk Penampilan Terbaik, meski pada akhirnya kalah dengan Govinda yang bermain di film 'Haseena Maan Jaayegi'.
Tak patah arang, Shah Rukh Khan lantas mencoba menjadi seorang produser pada tahun 1999, dalam sebuah kolaborasi dengan aktris Juhi Chawla dan sutradara Aziz Mirza untuk sebuah perusahaan produksi bernama Dreamz Unlimited.
Produksi pertama perusahaan tersebut, adlaah film 'Phir Bhi Dil Hai Hindustani' (2000), yang dibintangi oleh Khan dan Chawla, yang kembali mengalami kegagalan komersial.
Film 'Phir Bhi Dil Hai Hindustani' dirilis sepekan setelah film 'Kaho Naa... Pyaar Hai', yang dibintangi oleh Hrithik Roshan, yang saat itu sebagai seorang pendatang baru, yang dinilai para kritikus sangat membayangi kepopuleran Shah Rukh Khan.
Swapna Mitter dari Rediff.com berkata soal perilaku terprediksi Khan, dengan berkata "Sayangnya, ini terlalu cepat untuk ia menginovasikan aktingnya yang masih kecil."
SRK kemudian memainkan peran pendukung dalam film 'Hey Ram' (2000) garapan Kamal Hassan, yang dibuat dalam bahasa Tamil dan Hindi.
Ia kemudian membuat debut Tamilnya dengan memainkan peran seorang arkeolog bernama Amjad Khan.
SRK tampil bebas pungutan alias main gratis saat ia ingin berkarya dengan Kamal Haasan.
Terhadap penampilan Khan, T. Krithika Reddy dari The Hindu menyatakan, "Shah Rukh Khan, seperti biasanya datang dengan penampilan tanpa cela."
Pada 2001, Dreamz Unlimited berupaya kembali dengan Khan memerankan peran utama dalam film epik sejarah Santosh Sivan Aśoka.
Banyak kritikus kemudian memberikan catatan yang sebagian difiksionalisasikan dari kehidupan kaisar Asoka.
Film tersebut ditayangkan di Festival Film Venesia dan Festival Film Internasional Toronto 2001 dengan sambutan positif. Namun tampil rendah di box office India.
Karena sambutan rendah berkelanjutan terhadap perusahaan produksi tersebut, Khan terpaksa menutup srkworld.com, sebuah perusahaan yang ia mulai bersama dengan Dreamz Unlimited.
Pada Desember 2001, Khan mengalami cedera saat menampilkan sebuah adegan aksi untuk sebuah penampilan istimewa dalam film 'Shakti: The Power' karya Krishna Vamsi.
Ia kemudian didiagnosa mengalami cakram terprolapsi, dan mengupayakan berbagai terapi-terapi alternatif.
Tak ada yang memberikan solusi permanen pada luka tersebut, yang menyebabkannya merasakan luka saat pengambilan gambar beberapa filmnya.
Pada permulaan 2003, kondisinya memburuk, sehingga ia harus menjalani operasi pembedahan di Wellington Hospital, London.
Khan kembali melakukan pengambilan gambar pada Juni 2003, namun ia mengurangi kadar kerjanya dan jumlah peran film yang ia terima setiap tahun.
Karya-karya lanjutan pada masa ini meliputi 'Mohabbatein' (2000) karya Aditya Chopra, dan film drama keluarga 'Kabhi Khushi Kabhie Gham...' (2001) karya Karan Johar, yang Khan sebut sebagai titik balik kariernya di Bollywood.
Kedua film tersebut dibintangi oleh Amitabh Bachchan sebagai seorang figur otoritarian, dan mempersembahkan perjuangan-perjuangan ideologi antar dua pria tersebut.
Penampilan Khan dalam film-film tersebut mendatangkan sambutan publik yang besar, dan ia dianugerahi Penghargaan Kritikus Filmfare untuk Aktor Terbaik keduanya atas film Mohabbatein.
Film 'Kabhi Khushi Kabhie Gham...' masih menjadi produksi India berkeuntungan tertinggi sepanjang masa di pasaran luar negeri selama lima tahun berikutnya.
Pada 2002, Khan memainkan peran utama sebagai seorang alkoholik pemberontak dengan beradu peran bersama Aishwarya Rai dalam film percintaan periode Sanjay Leela Bhansali 'Devdas'.
Dengan biaya sejumlah lebih dari ₹500 juta (US$7,0 juta - setara Rp113,6 miliar), film tersebut menjadi film Bollywood berbiaya tertinggi yang dibuat pada masa itu, namun hanya mampu meraih ₹840 juta (US$12 juta - setara Rp194.7 miliar) di seluruh dunia.
Film 'Devdas' meraih sejumlah penghargaan termasuk 10 Penghargan Filmfare, dengan Aktor Terbaik untuk Khan, dan sebuah Penghargaan BAFTA untuk Film Terbaik yang Tidak Berbahasa Inggris.
Khan kemudian membintangi film 'Kal Ho Naa Ho' (2003), sebuah film komedi drama yang ditulis oleh Karan Johar dan berlatar belakang New York City.
Film ini mendapatkan keuntungan tertinggi kedua di dalam negeri dan film Bollywood berkeuntungan tertinggi di pasar luar negeri pada tahun tersebut.
Beradu peran dengan Jaya Bachchan, Saif Ali Khan, dan Preity Zinta, Khan meraih pujian kritis atas perannya sebagai Aman Mathur, seorang pria yang terserang penyakit jantung yang parah, dengan para kritikus memuji dampak emosionalnya terhadap para audien.
Konflik kemudian pecah antara SRK dan mitra lainnya dari Dreamz Unlimited atas kegagalan untuk memerankan Juhi Chawla dalam produksi tahun 2003, film 'Chalte Chalte' karya Aziz Mirza, meskipun film tersebut meraih kesuksesan.
Terlihat Sukses, Ternyata Inilah Film-Film Bollywood Shah Rukh Khan yang Gagal di Pasaran
Selasa, 23 April 2024 - 04:36 WIB
Baca Juga :