Antv – Banyak orang telah buka suara atas konflik Israel-Palestina yang baru-baru ini terjadi, termasuk aktor Bollywood Akshay Kumar. Bagaimana selengkapnya?
Publik terkejut atas berita serangan terbaru yang diluncurkan kelompok militant Palestina, Hamas, pada Sabtu, 7 Oktober lalu.
Menurut berita yang beredar, setidaknya 700 orang tewas dan lebih dari 2,1 ribu orang terluka di Israel.
Di Jalur Gaza, terdapat hampir 500 orang tewas dan lebih dari 2 ribu orang terluka akibat serangan balik Israel.
Reaksi terkait serangan ini datang dari berbagai kalangan, tak terkecuali Akshay Kumar yang menjadi salah satu selebriti besar pertama yang berbagi pandangannya.
“Terorisme apa pun adalah salah. Sangat menyedihkan apa yang terjadi. Aku harap semuanya berhenti dan menjadi normal, hanya itu yang bisa kudoakan,” ungkap Akshay, dikutip dari DNA India pada 10 Oktober 2023.
Saat bintang film Rustom ini ditanya lebih lanjut tentang masih banyak orang yang tidak mengutuk situasi di negara Timur Tengah tersebut, ia menegaskan bahwa tindakan terorisme apapun tidak dibenarkan.
“Aku mengatakan bahwa terorisme apa pun adalah salah. Pembunuhan bukanlah jawabannya, jawabannya adalah mungkin membicarakannya secara damai,” ucap Akshay.
“Aku mengutuk segala jenis pembunuhan terhadap anak-anak atau wanita,” imbuhnya.
Terkait konflik Israel-Hamas ini, Perdana Menteri Narendra Modi juga sempat bereaksi terhadap situasi tersebut.
Melalui postingan di X (dulunya Twitter) pada hari Sabtu, 7 Oktober, Narendra Modi menyatakan dukungannya pada pihak Israel.
“Sangat terkejut dengan berita serangan teroris di Israel. Pikiran dan doa kami bersama para korban yang tidak bersalah dan keluarga mereka. Kami berdiri dalam solidaritas dengan Israel di saat yang sulit ini,” tulisnya.
Di samping itu, kini Akshay Kumar baru saja merilis film terbarunya, Mission Raniganj, yang juga menjadi film ketiganya tahun ini.
Film ini tayang di bioskop pada tanggal 6 Oktober dan mengalami awal yang mengecewakan di box office dengan menghasilkan ₹121,5 juta (Rp22,9 miliar) pada akhir pekan pembukaan.
Film garapan Tinu Suresh Desai ini didasarkan pada bencana nyata yang terjadi di Raniganj, Benggala Barat pada tahun 1989 yang menyebabkan enam penambang tewas dan 65 orang terjebak di tambang batu bara yang kebanjiran.