“Dia berkata, 'Ya, kita akan mencari sutradara perempuan, tapi saya rasa saya mengenal perempuan. Saya bertanya kepadanya apa penelitiannya mengenai hal ini. Dia berkata, 'Sebenarnya, saya punya ibu,'” sambungnya.
Momen penting terjadi ketika Richa merasa bahwa dialah yang memandu proses kreatif dan arah intelektual proyek tersebut.
“Jadi ketika saya merasa bahwa saya akan menjadi orang terpintar di lokasi syuting, dan saya harus mencambuk semua orang agar mereka melakukan pekerjaannya sendiri, saya berkata tidak,” terangnya.
Lebih lanjut, Richa mengungkapkan keinginannya untuk menciptakan lingkungan yang kolaboratif dan saling menguntungkan dalam sebuah lokasi syuting.
Ia menekankan pentingnya pertumbuhan dan pembelajaran dari sesama profesional.