Karan Johar mencatat bahwa film ini memicu beragam reaksi, tetapi memiliki daya tarik yang kuat terutama bagi generasi muda yang memiliki pandangan yang serius terhadap cinta.
"Saya merasa ini sangat relevan bagi generasi saat ini, yang mungkin dikenal sebagai generasi Tinder, tetapi yang benar-benar mengalami perasaan cinta dengan mendalam. Ae Dil Hai Mushkil memiliki akhir yang kontroversial, tetapi konsep cinta yang intens sangat disukai oleh anak-anak Gen Z," kata dia.
"Saya mengalami cinta semacam ini di akhir 30-an dan awal 40-an, dan rasanya berlangsung bertahun-tahun. Tetapi film ini memberi saya penyelesaian, dan sekarang saya memiliki pandangan yang lebih baik untuk tidak pernah lagi merasakannya," pungkas Karan Johar.
Karan juga berbicara tentang individu yang menjadi inspirasi karakter dalam film tersebut. Dia menggambarkannya orang-orang di film itu sebagai bagian penting dari ekosistem dan seperti keluarga baginya.
"Individu tersebut sangat peka terhadap perasaan saya dan mengikuti detak jantung saya dengan penuh perhatian. Saya bahkan tidak bisa merasa benci atau acuh tak acuh terhadapnya saat ini. Saat ini, orang tersebut telah menjadi bagian dari keluarga saya dan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari ekosistem saya... Untungnya, orang tersebut bukanlah bagian dari industri film, yang membuat semuanya lebih mudah, karena jika sebaliknya, situasinya bisa jadi lebih rumit," ujarnya,