12 Kontroversi Film 'Jodhaa Akbar' yang Hingga Kini Masih Terus Dikenang

12 Kontroversi Film 'Jodhaa Akbar' yang Masih Terus Dikenang (Foto : Tangkap Layar)

Antv – Film 'Jodhaa Akbar' adalah sebuah film Bollywood yang dirilis pada tahun 2008 dan dibintangi oleh Hrithik Roshan sebagai Akbar dan Aishwarya Rai sebagai ratu Jodha yang cantik jelita.

Meskipun film ini mendapatkan banyak pujian dari kritikus dan meraih kesuksesan komersial, ada beberapa kontroversi yang melibatkan film ini.

Berikut adalah beberapa kontroversi yang terkait dengan film Jodhaa Akbar:

1. Representasi Sejarah yang Salah

Salah satu kontroversi utama yang melibatkan film ini adalah dugaan distorsi sejarah. Beberapa kelompok dan sejarawan berpendapat bahwa film ini tidak akurat dalam menggambarkan pernikahan antara Raja Akbar dan Ratu Jodha Bai.

Mereka mengklaim bahwa Jodha Bai sebenarnya adalah Ratu Jodha Bai dari Amer, bukan Jodha Bai dari Rajasthan seperti yang ditampilkan dalam film.

Selain itu, ada perdebatan tentang karakter Akbar dan Jodha Bai, serta peristiwa-peristiwa sejarah yang digambarkan dalam film.

2. Pemalsuan Identitas Agama Jodha Bai

Beberapa kelompok agama Hindu mengklaim bahwa film ini memalsukan identitas agama Jodha Bai.

 Mereka mengatakan bahwa Jodha Bai adalah seorang Hindu, tetapi dalam film ini, dia digambarkan sebagai seorang Muslim.

Hal ini mengakibatkan kontroversi dan protes oleh beberapa kelompok Hindu.

3. Adegan Romantis yang Membangkitkan Kontroversi

Film ini juga menghadapi kritik atas adegan-adegan romantis antara Akbar dan Jodha Bai.

Beberapa kelompok konservatif dan sosial mendasari mempertanyakan keanggunan dan kepatutan adegan-adegan tersebut, dan menganggapnya melanggar norma-norma budaya dan nilai-nilai tradisional.

4. Protes dan Boikot

Beberapa kelompok dan individu mengorganisir protes dan kampanye boikot terhadap film ini karena kontroversi-kontroversi yang terkait.

Mereka menyuarakan ketidakpuasan mereka terhadap penggambaran sejarah dan identitas agama, serta adegan-adegan yang dianggap melampaui batas.

5. Sengketa Hak Cipta

Selain kontroversi-kontroversi tersebut, film ini juga terlibat dalam sengketa hak cipta.

Seorang penulis bernama Akbar Bakshi mengklaim bahwa cerita dalam film ini merupakan adaptasi dari novelnya yang berjudul "Akbarnama".

Dia menuntut hak cipta dan pembayaran royalti yang adil untuk penggunaan cerita tersebut.

6. Bahasa dan Logat yang Digunakan

Beberapa orang mengkritik penggunaan bahasa dan logat dalam film ini. Mereka berpendapat bahwa bahasa yang digunakan oleh karakter-karakter Rajput dan Mughal tidak sesuai dengan periode sejarah yang digambarkan dalam film.

Kontroversi ini muncul karena adanya perbedaan dalam penggunaan bahasa Hindi, Urdu, dan bahasa Rajasthani dalam dialog dan aksen karakter.

7. Distorsi Pakaian dan Perhiasan

Sebagian orang menuduh film ini memiliki distorsi dalam menggambarkan pakaian dan perhiasan dari era Mughal.

Mereka berpendapat bahwa desain kostum dan perhiasan yang ditampilkan dalam film tidak sesuai dengan gaya dan keaslian zaman tersebut, dan lebih condong pada gaya modern dan fusi budaya.

8. Penggambaran Karakter Negatif

Beberapa kelompok dan individu mengkritik penggambaran karakter negatif dalam film ini.

Mereka berpendapat bahwa karakter-karakter yang mewakili pihak Rajput digambarkan dalam cahaya yang buruk, sementara karakter Akbar dan pihak Mughal digambarkan dalam cahaya yang lebih positif.

Hal ini menyebabkan kontroversi tentang sudut pandang dan bias yang mungkin ada dalam penggambaran sejarah dan peristiwa yang diangkat dalam film.

Selain kontroversi yang telah disebutkan sebelumnya, ada beberapa kontroversi tambahan yang melibatkan film "Jodhaa Akbar":

9. Perpecahan Antara Suku Rajput

Film ini juga menyebabkan perpecahan di antara kelompok-kelompok suku Rajput.

Beberapa kelompok Rajput merasa terhina dan tidak puas dengan penggambaran yang dilakukan dalam film ini, sementara yang lain mendukung dan menganggapnya sebagai sebuah karya seni.

10. Penghinaan Budaya dan Tradisi Rajput

Beberapa kelompok Rajput mengklaim bahwa film ini menghina budaya dan tradisi mereka.

Mereka menganggap bahwa penggambaran konflik dan pernikahan politik antara Akbar dan Jodha Bai yang digambarkan dalam film melecehkan nilai-nilai budaya dan tradisi mereka.

11. Penghinaan Terhadap Raja Akbar

Meskipun film ini mendapatkan pujian luas, ada beberapa kelompok yang memprotes penggambaran Raja Akbar dalam film ini.

Mereka berpendapat bahwa karakter Akbar digambarkan terlalu idealis dan diromantisasi, mengabaikan kelemahan dan tindakan kontroversial yang dilakukan oleh penguasa sebenarnya.

12. Kontroversi Cinta Antaragama

Film ini mengangkat tema cinta antara Akbar (seorang Muslim) dan Jodha Bai (seorang Hindu).

Beberapa kelompok memandang ini sebagai propaganda untuk menciptakan harmoni antara agama-agama.

Sementara yang lain mengkritik penggambaran ini sebagai upaya untuk mengaburkan perbedaan agama dan menggambarkan hubungan antaragama secara tidak akurat atau manipulatif.