Bagi pengungsi Rohingya Imtiaz Fatima, dan ratusan ribu lainnya, yang saat ini tinggal di kamp sementara di Cox's Bazar, Bangladesh, bulan suci Ramadhan kali ini menjadi periode ketidakpastian dan melankolis dalam hidupnya. Hidup dalam kondisi sulit dimana sebagian besar pengungsi berada di bertiang dan berdinding bambu yang rapuh - Fatima harus berpuasa dan berbuka bersama keluarganya dan saudara senasib sesama pengungsi Rohingya di penampungan sementara ini.Saat kehidupan mereka normal di Myanmar dulu, mereka dapat bekerja dan membeli makanan yang lezat untuk keluarga mereka, "Selama Ramadhan kami dulu ada makanan enak di sana - makanan untuk kami duduk untuk berbuka puasa dan sahur. " Sekarang kami bersama anak-anak kecil harus bersiap menunggu bantuan dari badan-badan bantuan di kamp-kamp pengungsi,"katanya.
Kegalauan Pengungsi Rohingya Hadapi Ramadhan
Selasa, 15 Mei 2018 - 11:27 WIB