Citarum Riwayatmu Kini

sungai citarum (Foto : )

www.antvklik.com - Sungai citarum terkenal dengan sebutan sungai terkotor di dunia, hal ini dinobatkan oleh Bank Dunia satu dekade lalu dan masih bertengger sebagai julukannya sampai saat ini. Keruhnya Sungai Citarum membuat presiden Jokowi mungkin akan setiap tiga bulan sekali mengunjungi sungai tersebut. Sungai yang penuh dengan sampah rumah tangga, limbah industri dan pabrik tekstil ini berlokasi di Situ Cisanti, Desa Tarumajaya, Kecamatan Kertasari, Kabupaten Bandung. [caption id="attachment_84644" align="alignnone" width="300"] Siswa berjalan melewati sawah. Sumber : Reuters[/caption] "Sepertinya air sudah sangat tercampur dengan limbah, dan terkadang baunya seperti oli" kata Nurhayati yang tinggal di tepi Sungai Majalaya. Diantara pencemar sungai, puluhan pabrik tekstil di Majalaya yang membuang limbah kimia lah yang terburuk, kata Arif Havas Oegroseno Wakil Menteri yang bergerak dalam kemaritiman. [caption id="attachment_84645" align="alignnone" width="300"] Limbah tekstil yang akan dibuang ke sungai Citarum. Sumber: Reuters[/caption] "Mereka membuang limbah bermacam-macam warna ke sungai-sungai kecil yang mengalir ke Citarum" lanjut Oegroseno. "Kadang-kadang berwarna putih, kadang hitam, merah, biru, dan kuning". Oleh sebab itu kementrian mempelopori sebuah kampanye baru untuk mewujudkan target Presiden Jokowi yaitu Sungai Citarum bersih pada tahun 2025. Meski sungai sangat kotor, anak-anak masih bermain layang-layang ditepu sungai yang penuh dengan sampah yang mengambang. Namun ada juga yang menghindari sungai tersebut dan hanya menggunakannya sebagai pembuangan sampah saja. Jika dilihat lebih jauh banyak juga yang menggunakan air sungai ini sebagai media mata pencaharian. [caption id="attachment_84646" align="alignnone" width="300"] Petani menanam padi. Sumber: Reuters[/caption] Ada sebanyak 28 juta jiwa yang bergantung pada perairan sungai ini, termasuk penduduk Jakarta. Diantaranya 400.000 hektar sawah, peternakan ikan, dan mengisi waduk yang menghasilkan 2 gigawatt tenaga air. Hal tersebut menjadi kunci untuk mendidik masyarakat agar menjaga kebersihan dan memperkuat orang-orang agar lebih peka terhadap lingkungan, kata Oegroseno, yang bersumpah untuk menutup pabrik yang menyumbang polusi. "Saat ini kami telah memperingatkan mereka" tegas Oegroseno. [caption id="attachment_84647" align="alignnone" width="300"] Tentara membersihkan sungai Citarum. Sumber: Reuters[/caption] Baru-baru ini ratusan tentara telah bergerak membersihkan sungai dari sampah. Gerakan yang bernama gerakan Citarum Harum ini bertujuan untuk merevitalisasi sungai terpanjang di tanah pasundan itu dan hal tersebut diinstruksikan langsung oleh Presiden Joko Widodo. Aktivis yang aktif dalam lingkungan menyalahkan pemerintah atas permasalahan ini. Mereka menilai bahwa ada kurangnya pemantauan dan kurang tegas dalam menegakan aturan. Pada Mei lalu, Greenpeace dan beberapa badan masyarakat memenangkan pertarungan panjang di pengadilan atas tuntutan mencabut izin pabrik yang mencemari di Rancaekek, di pinggiran kota Bandung. Kelompok tersebut mengatakan bahwa polusi menyebabkan kerugian sebesar 11,4 triliu rupiah. "Kami menemukan bahwa izin pembuangan limbah cair diberikan dari tahun ke tahun, namun tidak ada yang mengevaluasi dampak terhadap lingkungan" kata Juru Kampanye Greenpeace, Ahmad Ashov. "Tidak ada pemantauan" lanjutnya. Sebagai tanggapan, Anang Sudarna, Kepala Badan Lingkungan Hidup Jawa Barat, mengatakan beberapa departemen pemerintah mengeluarkan izin berdasarkan analisis dampak lingkungan dan konsultasi masyarakat. "Kami melakukan pengawasan, tapi tenaga kerja yang kita miliki tidak cukup," kata Sudarna kepada Reuters. "Kami tengah memperbaiki ini" Deni Riswandani, seorang aktivis, memperkirakan 1.500 industri membuang 280 limbah kimia di sungai setiap hari, namun dia juga menyadari memang sulit untuk menerapkan peraturan lingkungan. Nurhayati, warga Majalaya , mengatakan dia bermain di sungai saat ia masih kecil dan terus menggunakan airnya untuk mencuci dan minum bahkan masih melakukannya setelah ketika pabrik dan polusi tiba. Semua anak-anaknya memiliki masalah kulit "Saya khawatir, tapi apa lagi yang bisa saya lakukan? Tidak ada air lain." katanya. Reuters. Aretha Gea.