Menhub RI akan Surati Dubes Australia Soal Pemeriksaan Ulang Penumpang Qantas

Pemeriksaan penumpang pesawat Qantas QF40 ke Melbourne Minggu 1/9/24 (Foto : Doc. Ilham Bintang)

Saya memprotes  petugas yang hanya merogoh dengan tangan kosong. Dalam kondisi galau, kurang  kontrol malah bisa  -bisa penumpang kehilangan barang berharga. Ketika ditanya sekali lagi, petugas enteng saja menjawab, " Lebih akurat dengan cara manual begini". 

Masalahnya, kita yang tidak percaya cara merogoh-rogoh dengan tangan kosong begitu. Mungkin petugas itu j tidak mengetahui di Bandara Melbourne pemeriksaan pihak Imigrasi dan bagian Custom super ketat. Tidak hanya menggunakan metal detector, sering juga mengerahkan anjing pelacak untuk mengendus koper bawaan penumpang. Barang yang dideclare maupun yang tidak tetap diperiksa. 

Menhub mengakui pemeriksaan di Bandara Australia sudah super ketat. Sambil terkekeh dia mengenang peristiwa 15 tahun yang dialaminya di Bandara Sydney. " Bayangkan apel yang disajikan di pesawat ketika saya bawa turun dipersoalkan di bagian custom. Saya didenda AUD 200," kenangnya pagi tadi. AUD 200 setara dengan Rp.2.100.000. Atau sekitar 40 kg apel. 

Beruntunglah di dalam penerbangan Jakarta-Melbourne,  saya bisa tertidur pulas. Bahkan tidak  sempat menikmati sarapan yang disediakan.  Saya terbangun  setengah jam sebelum landing. Begitu landing, saya nyalakan ponsel. Ada miscall dari Menteri Budi Karya Sumadi. Disusul WA. Isinya hasil pengecekannya kepada otoritas di bandara yang di forward ke saya.

Intinya berdasarkan  informasi dari Manager Qantas, pemeriksaan itu dilakukan terhadap seluruh hand carry penumpang tujuan Australia berdasarkan ketentuan penerbangan Pemerintah Australia (compliance authority rules).Pemeriksaan dilakukan di boarding Gate oleh "Security Maskapai". 

Tujuannya untuk  pencegahan LAGs (Liquid, aerosol, and Gels) melebihi 100 ML dan benda-benda tajam yang terlewat di SCP. Mereka menegaskan pemeriksaan tersebut saat ini hanya tujuan Australia. 

Tentu saja klarifikasi itu tidak sepenuhnya benar. Rasanya itu hanya berlaku bagi penumpang maskapai penerbangan Qantas. Sebelum ini penerbangan saya ke Australia lebih sering dengan Garuda Indonesia. Tidak terjadi seperti penerbangan Qantas. Garuda juga direct Jakarta -Melbourne, juga terutama tepat waktu. Tidak heran dalam urusan ketepatan waktu Garuda berkali-kali meraih penghargaan internasional di bidang penerbangan. Begitupun dengan kenyamanan di dalam kabin pesawat dan keramahtamahan awak kabinnya.