Komitmen Indonesia Nol Emisi Karbon 2060 Melalui Sulbar “Sepekan Menanam Manggrove”

Pemprov Sulawesi Barat memprogramkan “Sepekan Menanam Mangrove” (Foto : Dr.Bahtiar Baharuddin, Dr.Bahtiar Baharuddin, Manggrov)

Dalam sebuah webinar Kompas Talks dengan tema ”Invest in Our Planet-Hutan Mangrove sebagai Penyerap Karbon”, Selasa 9 Mei 2003, Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro, Denny Nugroho Sugianto, mengatakan, mangrove dianggap sebagai karbon biru karena memiliki potensi dalam penyerapan jumlah karbon yang lebih tinggi secara alami. Mangrove mampu menyimpan karbon yang melebihi kemampuan hutan tropis di dataran. Hal ini karena tumbuhan mangrove dapat menyerap karbon dioksida dan mengubahnya menjadi karbon organik, yang disimpan dalam akar, batang, daun, dan bagian lainnya.

Sebagai Pj Gubernur di Sulawesi Barat saya akan memanfaatkan kesempatan yang singkat ini untuk melakukan tata guna lahan mangrove yang dimiliki oleh Sulbar demi menghindari konversi mangrove dan setidaknya akan  mengurangi hingga 30 persen emisi nasional dari sektor tata guna lahan. Rehabilitasi mangrove penting untuk dijalankan dengan baik maka dari itulah lahir ide mengapa Pemprov Sulawesi Barat memprogram kan “Sepekan Menanam Mangrove”. 

Menanam mangrove sebagai  bentuk kesadaran bersama masyarakat  Sulbar untuk bangkit bersama  menyelamatkan masa depan Sulbar. Dan sekaligus menggerakkan Sulbar menjadi bagian penting upaya pemimpin seluruh dunia menyelamatkan bumi dari pemanasan global.  Menanam manggrove selama seminggu tidak sekadar seremonial  tapi jelas target dan luasan yang ditanami dan akan mendidik masyarakat  menanam mangrove menjadi  kebiasaan dan kelak akan  membudaya. Menanam mangrove adalah salah satu kegiatan rutin menanam  yang sedang kami  lakukan selama memimpin Sulbar. 

Sepekan Menanam Manggrove” Sulbar. (Foto: istimewa)

Untuk itulah saya mengajak warga Sulawesi Barat untuk menumbuhkan rasa  terimakasih kepada alam Sulbar yg selama ini telah menjadi sumber kehidupan warga dengan cara mengambil hasil alam Sulbar yang sudah ber abad - abad lamanya. Maka menanam mangrove wujud merupakan bentuk terimakasih kita secara nyata kepada alam Sulbar serta bentuk kecintaan kita pada  tanah Sulbar. Selain itu  kehadiran mangrove sebagai alat persatuan masyarakat  karena ekosistem ekonomi mangrove tempat hidup bersama warga pesisir dan secara adil semua warga tanpa diskriminasi boleh mengambil manfaat keberadaan mangrove.

Untuk itulah kepada seluruh komunitas di Sulbar, pemerintahan, swasta dan organisasi ayoo, mari bergabung dalam  Gerakan Menanam Mangrove selama sepekan 2 hingga  9 September 2024. Wujudkan dan konkritkan kecintaan kita pada alam sekitar kita khususnya Sulbar dan  nyatakan terimakasih kepada  alam Sulbar dengan secara sukarela, ikhlas mandiri dan gotong menanam mangrove.Gerakan menanam mangrove akan  saya lakukam secara konsisten setiap waktu bersama seluruh  masyarakat, penyelenggara negara, tokoh tokoh masy, partai politik, DPRD, pelajar, mahasiswa, NGO, ormas, pecinta alam, TNI Polri dan forkopimda, forkopimcam, camat lurah dan kepala desa, perangkat desa dan badan/lembaga kemasyarakar desa /kelurahan, PKK, karang taruna, dasawisama, tagana. 

Menanam mangrove selama sepekan adalah bentuk inovasi saya sebagai pj Gubernur dalam merayakan HUT dengan cara berbeda.Sebagai Pj Gubernur  baik saat Pj Gubernur Kepri dan Sulsel saya selalu konsisten membangun ekosistem ekonomi yang hijau dan  ekonomi biru yang inklusif. Dan menanam mangrove adalah salah satu bentuk konsistensi itu.