“Pelaku industri itu yang paling paham soal skill yang dibutuhkan atau tidak. Seperti Jerman yang leading pendidikan vokasinya justru ada di KADIN. Nah, industri ini nyatanya haus talenta dan inilah yang dilakukan oleh Mas Gibran, yaitu menjadikan industri sebagai pabrik talenta,” jelas Emil.
Dalam berbagai kesempatan, Prabowo-Gibran selalu menegaskan komitmen penciptaan 19 juta lapangan kerja untuk 5 tahun masa kepemimpinannya dari berbagai sektor, seperti hilirisasi, ekonomi kreatif, transisi energi, dan UMKM. Mantan Bupati Trenggalek periode 2016-2019 itu pun mengungkap rencana pasangan calon nomor urut 2 untuk membangun balai latihan kerja (BLK) yang disesuaikan dengan kebutuhan hilirisasi di daerah setempat.
“Hilirisasi itu butuh ekosistem yang tepat dan ini memang tidak mudah. Salah satunya adalah mempersiapkan sumber daya manusia. Di sinilah BLK punya peran strategis untuk jadi pemasok, memenuhi kebutuhan tenaga kerja yang memang cocok dengan arah hilirisasi. Nah, kita punya banyak smelter, maka apa konfigurasi tenaga kerjanya,” terang dia.
Menjelang debat capres kelima yang salah satu temanya adalah kesejahteraan sosial dan ketenagakerjaan, Emil turut mengungkap komitmen Prabowo-Gibran untuk mensejahterakan para buruh.
“Mas Gibran menghadiri HUT Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) di Jawa Timur dan menyampaikan anak buruh harus terdata dengan baik. Sehingga program seperti Kartu Indonesia Pintar bisa disinergikan dengan kebutuhan yang bekerja sebagai buruh. Di Jawa Timur ini sudah dilakukan dengan kuota khusus untuk anak-anak buruh di SMA dan SMK negeri. Ini juga komitmen Mas Gibran untuk para buruh,” papar Emil.