Antv – Pada 14 Februari, Indonesia, sebagai demokrasi terbesar ketiga di dunia, akan mengadakan pemilihan umum yang signifikan.
Pemungutan suara ini akan menentukan pengganti Presiden Joko Widodo, yang akrab disapa Jokowi, dan terkenal dengan popularitasnya.
Jokowi tidak dapat mencalonkan diri lagi setelah menjabat dua periode.
Pemilihan ini tidak hanya untuk presiden, tetapi juga untuk anggota DPR, gubernur, dan legislatif daerah.
Dengan lebih dari 204 juta warga Indonesia yang memenuhi syarat untuk memilih, yang tersebar di lebih dari 14.000 pulau, partisipasi pemilih diperkirakan akan tinggi.
Meskipun Indonesia adalah demokrasi yang relatif muda dan dinamis, negara ini menghadapi tantangan, termasuk penurunan dalam praktek demokratis, peningkatan kronisme, dan politik dinasti, meskipun di bawah kepemimpinan Jokowi telah terjadi pertumbuhan ekonomi.
Tiga calon presiden telah mengumumkan pencalonan mereka. Jika tidak ada yang memperoleh lebih dari 50% suara di putaran pertama, pemilihan akan berlanjut ke putaran kedua yang dijadwalkan pada bulan Juni.
Media internasional seperti The Economist memberikan perhatian khusus pada pemilu ini. Mereka menyediakan update terkini termasuk jajak pendapat, profil singkat setiap kandidat, dan analisis tentang dampak pemilu Indonesia bagi negara dan dunia secara lebih luas.
Selain itu, mereka juga meliput pemilihan pendahuluan Partai Republik di Amerika Serikat dan jajak pendapat pemilu di Inggris, memberikan pandangan yang luas tentang dinamika politik global.