Antv – Menteri Pertahanan dan Calon Presiden (Capres) nomor urut dua, Prabowo Subianto, mengungkapkan bahwa Presiden Jokowi telah mengambil langkah yang tepat dengan strategi hilirisasi sumber daya alam di Indonesia.
Hal ini disebabkan sebelumnya Indonesia mengimpor bahan mentah dengan harga yang rendah.
Melalui hilirisasi, industri dalam negeri akan mengalami pertumbuhan yang signifikan dan menciptakan lapangan kerja yang besar bagi penduduk Indonesia.
"Tujuannya adalah agar generasi muda Indonesia bisa mendapatkan pekerjaan yang baik. Kami tidak ingin, sebagai contoh, menjual bijih nikel kita dalam bentuk mentah," ujar Prabowo saat berbicara dalam acara Sarasehan Peningkatan Kemandirian Pesantren di JIExpo, Jakarta pada Sabtu (16/12/2023).
Prabowo memberikan contoh pada tahun 2017, sebelum larangan ekspor bijih nikel diberlakukan, pendapatan Indonesia dari ekspor nikel mentah hanya sekitar 3,3 miliar dolar AS.
Namun, pada tahun 2022 setelah larangan ekspor nikel mentah diberlakukan, pendapatan Indonesia dari ekspor produk olahan nikel melonjak tajam menjadi sekitar 33,8 miliar dolar AS.
Pendapatan negara ini dapat digunakan untuk mendanai berbagai program pemerintah yang memberikan manfaat langsung kepada rakyat.
"Ini adalah sumber dana yang dapat kita manfaatkan untuk membantu rakyat, termasuk program bantuan sosial, subsidi beras, program BPJS, peningkatan bisnis pesantren, dan pemenuhan kebutuhan makanan bagi semua anak-anak Indonesia," jelas Prabowo.
Prabowo-Gibran Akan Lanjutkan Hilirisasi Jokowi
Sementara itu, Wakil Ketua Umum Partai Garuda, Teddy Gusnaidi, mengatakan bahwa hanya pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 2, yaitu Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, yang memiliki niat untuk melanjutkan konsep hilirisasi yang diperkenalkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Satu-satunya pasangan calon presiden dan wakil presiden yang memiliki tekad untuk melanjutkan konsep hilirisasi ala Jokowi adalah Prabowo-Gibran. Yang lain tidak terlalu fokus pada masalah hilirisasi; mereka hanya menambahkan beberapa elemen tambahan tanpa konsep yang jelas. Prioritas mereka lebih tertuju pada usaha untuk memenangkan kekuasaan, dan mereka kurang memiliki konsep yang kuat, hanya mencari trik-trik agar dapat terpilih," ujar Teddy melalui keterangan tertulis pada Senin (18/12/2023).
Teddy menjelaskan bahwa Prabowo-Gibran memiliki tujuan agar Indonesia tidak lagi mengimpor bahan mentah tetapi memproduksi barang jadi.
Menurut Teddy, Indonesia memiliki banyak sumber daya alam dalam bentuk bahan mentah, dan oleh karena itu, perlu mengubahnya menjadi produk jadi untuk meningkatkan nilai tambah.
"Beberapa negara asing yang masih menentang konsep hilirisasi yang diperkenalkan oleh Jokowi tentu ingin memastikan bahwa Presiden berikutnya tidak akan melanjutkan langkah-langkah yang sama. Oleh karena itu, mereka tidak mendukung Prabowo menjadi Presiden, mereka ingin agar Presiden berikutnya memiliki pandangan yang berbeda dengan Jokowi," tambahnya.
Teddy juga mengungkapkan keyakinannya bahwa Prabowo-Gibran tidak hanya bersaing dengan pasangan calon lainnya, tetapi juga harus menghadapi tekanan dari pihak asing.
"Tentu saja, persaingan Prabowo-Gibran bukan hanya dengan capres dan cawapres lainnya, tetapi juga dengan pihak asing yang selama ini berusaha keras agar konsep hilirisasi dibatalkan. Mereka tidak ingin melihat Indonesia menjadi negara yang semakin kuat dan besar," jelas Teddy.