Antv – Perusahaan Fast Moving Consumer Good (FMCG), PT Procter & Gamble (P&G Indonesia) menegaskan komitmennya untuk menerapkan bisnis berkelanjutan dalam menjaga lingkungan. Salah satu yang jadi concern mereka yakni penggunaan plastik dalam bisnis.
"Kami menyadari bahwa kemasan-kemasan yang kami gunakan masih menggunakan bahan plastik. Sama seperti perusahaan FMCG lainnya, sampah plastik masih menjadi satu momok dan concern kita bersama," kata Senior Brand Manager and Sustainability Champion, P&G Indonesia, Ariandes Veddytaro dalam Festival Ekonomi Sirkular 2023 di Taman Menteng, Jakarta Pusat beberapa waktu lalu.
Ariandes menyebut saat ini pihaknya melakukan upaya dari level hulu ke hilir, baik produksi sampai kepada level konsumsi di masyarakat. Menurut penuturannya, ada 3 pilar yang menjadi fokus P&G dalam usaha keberlanjutan guna menjaga lingkungan.
Pertama pihaknya sudah menggunakan 100% energi terbarukan dalam pengelolaan dan penjagaan iklim yaitu dari sisi manufacturing. Energi yang digunakan merupakan energi recycle yang setara dengan recycled terhadap lebih dari 12.360 metrik ton Green House Gas, dengan pengurangan emisi yang setara dengan efek penanaman sekitar 77.000 pohon.
"Ini adalah satu bentuk komitmen dari P&G di sisi lingkungan. Kami juga menggunakan sekitar 65,8 juta liter air yang di daur ulang sebagai bentuk upaya kami untuk memastikan air yang kami gunakan dalam proses produksi tidak berdampak negatif bagi lingkungan. Lalu pilar ketiga ada dari sisi limbah. Dari sisi hulu atau manufacturing kami, kami sudah menerapkan praktik Zero Waste to Landfill yaitu tidak ada lagi sampah yang dibuang ke TPA,” ucap Ariandes.
P&G juga meluncurkan satu program yang disebut Conscious Living di 2021 pada level konsumsi. Program ini mengajak masyarakat untuk bersama-sama mengelola dan mengolah sampah untuk dapat didaur ulang.
"Pada awalnya kami melakukan pilot dari skala kecil yaitu bersama karyawan P&G. kami berhasil mengumpulkan 5.1 ton sampah dalam waktu kurang lebih 1 tahun,” kata dia.
P&G juga melakukan ekspansi program yang bekerjasama dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jawa Barat dan juga Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta. Melalui kerja sama tersebut mereka berhasil mengumpulkan kurang lebih 200 ton sampah. P&G juga berkolaborasi dengan Startup seperti Octopus yang melibatkan banyak pelestari.
Dengan hadirnya program Conscious Living ini, para pelestari juga mendapatkan penghasilan tambahan mencapai 800 ribu per bulan. Program ini sangat berdampak positif di bidang sosial dan lingkungan. Dari 8.000 pelestari yang terlibat merupakan Ibu Rumah tangga bahka ada 1.000 di antaranya dari kalangan disabilitas.
"Kami akan terus memastikan bahwa setiap aktivitas bisnis mempertimbangkan aspek lingkungan yang berkelanjutan, mulai dari rantai produksi hingga kemasan setelah dipakai oleh konsumen," pungkasnya.