Atasi TBC, Wakil Rektor Universitas Airlangga Ungkap Perlu Penanganan Khusus

Penyakit TBC. (Foto : U-Report)

Antv – TBC atau Tuberkulosis termasuk masalah kesehatan di Indonesia dan dunia. Untuk mengatasinya, Wakil Rektor Universitas Airlangga, Professor Ni Nyoman Tri Puspaningsih menyatakan perlu penanganan khusus.

Hal tersebut disampaikan Ni Nyoman Tri Puspaningsih kala menjadi pembicara di acara Webinar Nasional bertema ‘Implementasi Toss TBC dalam Berbagai Sektor Sebagai Upaya Percepatan Eliminasi TBC’ disenggarakan oleh Bakrie Center Foundation, hari ini, Senin (20/3/2023).

Lebih lanjut, Wakil Rektor Bidang Riset, Inovasi, dan Community Development Periode 2020 hingga 2025 Universitas Airlangga membeberkan penanganan khusus yang dimaksud.

“Memperkuat penanganan TBC yang responsif dari pusat hingga daerah mulai dari fasilitas kesehatan, meningkatkan pelayanan masyarakat, meningkatkan pelayanan akses masyarakat terhadap layanan TBC, dan meningkatkan kebutuhan dan kepedulian masyarakat akan TBC,” jelas Ni Nyoman Tri Puspaningsih.

TBC atau Tuberkulosis masih menjadi masalah kesehatan bagi Indonesia dan dunia.

Data World Health Organization (WHO), tahun 2020 terdapat 9.9 juta orang di dunia sakit TBC dan 1,5 juta nyawa meninggal akibat penyakit TBC. Meski bukan prestasi, melihat data tersebut menunjukan TBC perlu perhatian.

Dalam seminar yang sama, CEO Bakrie Center Foundation, Imbang Jaya Mangkuto menjelaskan untuk mengatasi TBC penting perhatian edukasi masyarakat soal pencegahan dan penanganan.

“Edukasi dan sosialisasi penting untuk atasi TBC,” jelas Imbang Jaya Mangkuto.

Lebih lanjut Imbang Jaya Mangkuto menjelaskan Bakrie Center Foundation turut serta mengatasi TBC lewat program Leadership Experience and Development (LEAD).

Program Leadership Experience and Development (LEAD) dibuka akhir tahun 2019 oleh Founder Bakrie Center Foundation, Anindya Novyan Bakrie. Program utama LEAD adalah proyek sosial.