Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, merespons rencana pemerintah menaikan harga BBM bersubsidi, terutama Pertalite. Menurut LaNyalla, kebijakan itu bisa memiliki efek domino yang serius. Oleh sebab itu, pemerintah harus mendengarkan suara keberatan dari masyarakat. "Efek domino dari kenaikan harga BBM ini yang harus dilihat.
Karena pasti berpengaruh terhadap harga-harga kebutuhan pokok lainnya. Siapa yang mendapatkan dampak paling berat, pasti masyarakat kecil," ungkap La Nyalla melalui keterangan tertulisnya, Minggu (21/8/2022). Menurut La Nyalla, kenaikan harga-harga dikhawatirkan membuat masyarakat frustrasi.
Pasalnya, ekonomi belum sepenuhnya pulih pasca pandemi Covid-19. Pemerintah seharusnya mempertimbangkan ini dengan serius sebelum mengambil Tindakan menaikkan harga BBM. "Kita ini baru mulai bergeliat lagi setelah dilanda pandemi hampir dua tahun.
Masyarakat masih berjuang memperbaiki perekonomian keluarga. Bahkan sebagian dari korban PHK masih banyak yang belum mendapatkan pekerjaan pengganti, masih banyak juga yang belum memiliki penghasilan," tuturnya. Ia meminta lebih baik pemerintah mengedepankan penyaluran BBM bersubsidi yang tepat sasaran.
Pemerintah bisa mengoptimalkan penggunaan aplikasi dari Pertamina sebagai langkah distribusi. "Terkait penyaluran BBM perlu kesiapan yang tepat mengingat banyak yang terkait dengan penggunaan aplikasi tersebut. Seperti masih banyak pemilik kendaraan belum atas nama dirinya sendiri, tidak semua pemilik kendaraan mahir menggunakan aplikasi pada HP smartphone dan tidak semua setiap hari mereka online, bisa jadi kuotanya habis dan juga tidak semua tempat SPBU terdapat jaringan internet yang stabil," papar dia.
Karena itu pemerintah perlu menyiapkan skema lain, yakni cara paling simpel dan dapat diakses oleh penerima manfaat BBM subsidi.