Salah satu lomba yang biasanya digelar di hari kemerdekaan yaitu panjat pinang. Meskipun saat ini merupakan perlombaan yang menghibur namun pada zaman dulu memiliki sejarah yang kelam.
Panjat pinang merupakan perlombaan yang dilakukan dengan cara memanjat pohon pinang atau yang lainya yang sudah diberikan cairan pelicin. Para peserta yang mengikuti lomba tersebut memperebutkan barang-barang yang telah digantung di atas pohon, untuk menjadi juara.
Hadiah tersebut biasanya berupa TV, Kipas, barang elektronik lainya atau sembako uang tunai dan lainnya. Mengutip dari laman VIVA, sebelum Indonesia meredeka pada tahun 1930-an, lomba panjat pinang digelar oleh orang-orang Belanda pada saat hajatan seperti pernikahan, pesta ulang tahun, serta kenaikan jabatan.
Acara tersebut diikuti oleh orang-orang pribumi pada saat itu. Panjat pinang di era kolonial disebut dengan de Klimmast, yang artinya memanjat tiang. Pada tahun 1920-an, yang menjadi hadiah di pucak pohon pinang seperti beras, roti, keju, gula, tepung hinga pakaian seperti kemeja.
Hadiah tersebut dinilai mewah oleh orang pribumi pada saat itu. Pada saat orang-orang pribumi bersusah payah memanjat pohon untuk memperebutkan hadiah, orang-orang belanda justru menonton dan mentertawakanya sebagai hiburan mereka. Meski demikian saat ini panjat pinang hanya dijadikan ajang perlombaan hiburan dan filosofi panjat pinang lebih dikaitkan dengan kerjasama, kerja keras dan saling tolong menolong.