Sabrang Mowo Damar atau dikenal sebagai Noe Letto sempat menjadi perbincangan publik setelah pengakuannya yang mengatakan bahwa ia telah berpindah agama.
Noe Letto mengungkap bahwa agama yang ia anut sebelumnya yakni Atheis. Atheis sendiri merupakan merupakan sebutan untuk orang-orang yang tidak mempercayai adanya Tuhan dan mempercayai bahwa Tuhan itu tidak ada.
Memiliki masa-masa sulit ketika menjadi seorang gelandangan di Kanada, merupakan awal mula ia menemukan titik terang jalan hidup. Pada saat itu, Noe Letto tak memiliki uang yang cukup hingga harus membuatnya tinggal di Masjid. Tak disangka, awal mula ia memutuskan untuk masuk islam berawal dari pertanyaan soal setan kepada seseorang Syekh di masjid tersebut.
[caption id="attachment_548726" align="alignnone" width="663"] (Foto: Instagram @letto.official)[/caption]
"Seandainya setan berkembang biaknya membelah diri gimana? Jadi makhluk yang baru pun melakukan dosa seperti makhluk sebelumnya. Wah ketampar saya disitu, berarti kemampuan saya memahami agama bukan dari limitasi agama. Tetapi limitasi pemahaman dan data yang saya miliki," ucap Noe Letto seperti dikutip dari laman IntipSeleb pada Kamis, 28 Juli 2022.
Sabrang Mowo Damar Panuluh atau Noe Letto lahir di Yogyakarta pada 19 Juni 1979. Semasa kecil, dia harus merantau ke Lampung karena perceraian kedua orang tuanya hingga akhirnya kembali ke Yogyakarta untuk melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 7 Yogyakarta. Setelah itu, Noe melanjutkan pendidikan di University of Alberta, Kanada.
Dari hasil pendidikannya di universitas tersebut, Noe Letto berhasil meraih sarjana dalam bidang matematika dan fisika. Setelah lulus kuliah, Noe memutuskan pulang ke Yogyakarta dan merintis karir di dunia musik. Tak hanya bermusik, Noe juga mengikuti jejak dakwah dari sang ayah, Emha Ainun Najib.
Noe Letto tak pernah membayangkan bahwa bermain musik akan menjadi salah satu jalan hidupnya. Musik pertamanya yang menggetarkan kalbu adalah saat pamannya menghadiahi kaset yang berisi lagu-lagu Queen. Sejak saat itu, ia memiliki cita-cita untuk menciptakan musik yang bisa menggetarkan hati orang lain.
Diketahui bahwa, Noe Letto sering bermain musik di Studio Kiai Kanjeng, yang merupakan grup musik pimpinan Novi Budianto sahabat dekat Cak Nun. Dari sana, dia belajar teknik membuat musik, seperti mixing, mastering, sampai memproduksi dan menulis lagu. Ia kemudian banyak menulis lirik lagu yang tertuang dalam album Letto, Truth, Cry, and Lie.
Di waktu yang sama, ia juga menjalin kembali hubungan persahabatannya semasa SMA dengan Patub, Arian, dan Dhedot. Keempatnya sepakat untuk membuat grup bernama Letto tahun 2004.