Mereka melaksanakan pendidikan ini secara informal dengan semangat yang luar biasa yang dibantu oleh tenaga sukarela dan sumbangsih pikiran dan bantuan peralatan sekolah dari para donatur.Di hari lainnya mereka mengais sampah plastik yang bisa di daur ulang untuk menambah penghasilan keluarga.Terlepas dari peran penting mereka sebagai pemulung, dalam sistem pengelolaan sampah di Indonesia yang semakin menantang, mereka pun tidak mempunyai penghasilan tetap yang mencukupi hidup sehari-hari.Anak-anak para pemulung ini dihantui oleh bahaya kesehatan pencemaran udara, bertempat tinggal di tempat yang tidak higienis, tidak memiliki akses ke fasilitas kesehatan yang mencukupi, dan tidak memiliki kesempatan mengenyam pendidikan yang layak.Mereka memiliki hubungan yang rumit bersama gunung sampah. Mata rantai kemiskinan inilah yang coba diputus oleh pendiri Sekolah Alam Tunas Mulia, Juwarto,SE, dengan menyediakan sekolah gratis bagi anak anak pemulung sampah, di daerah yang tidak terjangkau infrastruktur pemerintah.Visi Indonesia bebas polusi plastik inilah yang ingin dipromosikan oleh PT Bina Karya Prima melalui jajaran produk Tropical Go Green.Pada Februari 2022 lalu, PT Bina Karya Prima meluncurkan rangkaian minyak goreng dalam botol PET bening 100% yang dapat didaur ulang. Dijelaskan oleh Aristo Kristandyo Senior VP Marketing PT Bina Karya Prima, “Kami ingin menunjukkan kepedulian akan dampak sosial dan lingkungan yang mungkin tercipta dari produk kami. Indonesia menghasilkan hampir 7 juta ton sampah plastik setiap tahun tetapi hanya sekitar 7 hingga 10% yang berhasil didaur ulang. Apa yang banyak orang tidak tahu adalah bahwa jenis plastik tertentu seperti botol PET didaur ulang dengan laju hampir 70 persen.”Aristo Kristandyo melanjutkan, “Melalui gerakan Tropical Go Green, kami mencoba untuk berkontribusi dalam bentuk tiga usaha. Pertama adalah menciptakan kemasan botol plastik yang siap didaur ulang atau di masa datang kemasan yang dibuat dari bahan hasil daur ulang. Kedua, adalah mendukung sistem pemilahan dan pengelolaan limbah plastik yang baik dan yang ketiga adalah memberi dukungan kepada komunitas pengumpul limbah yang harus menanggung dampak buruk dari pengelolaan limbah yang kurang baik. Langkah pertama dan kedua ini, diharapkan sejalan dengan langkah yang dilakukan pemerintah Indonesia dalam menangani dampak polusi dari limbah plastik.”“Pemerintah provinsi DKI Jakarta melalui Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta mendukung Gerakan Tropical Generasi Peduli yang digagas dan dilakukan oleh Tropical Go Green. Membuang sampah sesuai jenisnya akan memudahkan pengolahan kembali dan dapat menghindari penumpukan sampah yang merupakan sumber penyakit serta pencemaran udara,” tutur Kepala Unit Pengelola Sampah Terpadu (UPST) Bantar Gebang, Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Agung Pujo Winarko.Kemasan botol Tropical Go Green saat ini sudah menggunakan jenis PET bening yang 100% sudah siap untuk didaur ulang.Selain itu, Tropical Go Green memiliki 50 titik pengumpulan di seluruh Jakarta untuk mengumpulkan plastik daur ulang dan mengolahnya menjadi sepatu dan tas sekolah untuk anak-anak di komunitas anak anak yang paling membutuhkan.Juwarto saat menerima sepatu dan tas sekolah hasil daur ulang sampah plastik yang dikelola oleh Tropical Go Green untuk anak anak Sekolah Alam Tunas Mulia menjelaskan bahwa,. “Sepatu ini dimaknai agar anak anak kami sebagai generasi penerus dapat melangkah meraih cita cita mereka menuju masa depan lebih baik, serta tas sekolah ini dimaknai sebagai bekal dan sarana anak anak ini agar selalu menuntut ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi mereka,” tutur Juwarto.“Hidup berdampingan dengan sampah sudah dirasakan sejak lahir oleh anak anak yang bersekolah di Sekolah Alam Tunas Mulia Bantar Gebang ini,” lanjut Juwarto.Tumbuh menjadi anak yang sehat serta menjadi manusia maju yang lebih baik adalah harapan dari orang tua anak anak yang bersekolah disini.Tropical Go Green ingin hadir untuk membantu dan memberikan semangat bagi mereka agar mau bermimpi dan berusaha untuk melanjutkan pendidikan mereka ke tingkat yang lebih tinggi.Di tahun 2020 lalu, Indonesia mencanangkan rencana untuk mengatasi dampak limbah plastik bagi generasi masa datang.Tentu saja jalan untuk merealisasikan visi ini akan dihadapkan dengan berbagai tantangan. Kita bersama memahami bahwa kunci keberhasilan usaha ini adalah berada di generasi muda.Selain itu, berangkat dari hasil sensus penduduk 2020 dari Biro Pusat Statistik (BPS) yang menunjukkan mayoritas penduduk Indonesia didominasi 27.94% oleh Generasi Z dan 25.84% oleh Generasi Milenial juga akan menjadi generasi yang akan paling terdampak apabila krisis limbah ini tidak dapat kita tanggulangi dari sekarang. “Dua generasi inilah yang akan memiliki hati dan keberanian untuk membawa perubahan. Dua generasi inilah Jantung Hati kita yang akan menjadi penerus kelanjutan detak Jantung Bumi dalam hal menjaga lingkungan hidup. Tropical Go Green mengajak kita semua untuk turut terlibat bersama kami dan kami akan melanjutkan kegiatan sejenis ini dalam bentuk serupa atau bentuk kegiatan lainnya yang bermanfaat bagi Lingkungan,” pungkas Aristo Kristandyo, menutup perbincangan dengan rekan media.https://www.youtube.com/watch?v=dAW_TCg_P7Q