Perempuan berhijab ini punya tekad ingin naik vespa hingga ke kota suci Mekkah di Saudi Arabia, lalu apa yang membuat dia tertarik keliling Indonesia dengan skuter tuanya, berikut kisahnya. Skuter berwarna biru melintasi jalanan panjang berdebu. Pun hujan mengguyur laju roda duanya, saat Puspita Sari atau yang disapa Pita, melintasi tepi hutan sabana yang indah di Flores, Nusa Tenggara Timur.Petualangan itu hanya sepenggal kisah dari perjalanan Pita berkeliling Indonesia, menggunakan Vespa Super Tahun 66, menempuh sendiri melewati jalur darat menyusuri beragam ekosistem.Mulai jalanan pantai, padang rumput, hutan dataran rendah, hingga area perbukitan dan bahkan membelah gunung. Begitu juga Pita melihat langsung manusia Nusantara dengan berbagai perniknya, kuliner khas serta beragam seni tradisi.[caption id="attachment_511388" align="alignnone" width="900"] Pita ingin mengenal kehidupan perempuan di masing masing daerah (antv / Nuryanto)[/caption]Dari Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara hingga Sulawesi. Sejumlah kota ia singgahi dan membekas ke dalam hati, seperti Sumba, Aimere, Adonara dan Bayan di Lombok.Saat ditemui di Kawasan Timoho Yogyakarta, Pita mulai menceritakan pula rencana untuk melanjutkan kembali berkeliling ke Kalimantan hingga Papua.".. ini tentang hobby, saya suka motoroan, travelling, dan musik. Rasa ingin tahu saya mengenal budaya Nusantara lah yang membawa saya berkeliling dari Sumatera, Jawa, Lombok, Nusa Tenggara hingga Sulawesi, perjalanan akan saya tuntaskan ke Kalimantan dan Papua, semoga saya bisa juga naik Vespa ke Mekkah," ujarnya.Menurutnya, setiap touring terlebih menempuh jauh rute, hal yang perlu disiapkan selain teknis adalah mental. Prepare menjadi hal yang mutlak, seperti kendaraann harus fit, perbekalan, makan minum, dan mengantisipasi kerusakan di jalan.".. yang terpenting dari semua hal teknis adalah mental, saya perempuan, harus bisa menaklukan beragam tantangan di jalan. Alhamdulillah semua berjalan lancar... meski ada banyak cerita yang telah saya alami," ungkapnya.Pita mengaku pernah mengalami kerusakan dan harus masuk bengkel, dan saat itu ia ditolong membawa vespanya ke bengkel dengan menggunakan pick up milik warga.Namun penolong tak bisa menyetir sehingga ia menjadi sopir pickup menuju bengkel.Pita mengkau pernah terjatuh saat melewati jalanan berbatu kerikil, tapi semua itu membuat semangatnya terpacu. Ride must go on.".. ya banyak cerita selama perjalanan, unik lucu, kadang bikin tertawa, saya pernah juga jatuh, tapi saya bangkit dan melanjutkan perjalanan," kisahnya sambil tersenyum manis.Perempuan muda kelahiran Jambi, yang memiliki hobby motoran dan traveling sejak SMA ini menceritakan pengalamannya saat Solo Touring menggunakan Vespanya. Ia melihat langsung kehidupan masyarakat dari berbagai suku, dan pulau.".. keindahan alam dan travelling ini sebagai bonus dari tujuan perjalanan saya, yang lebih penting adalah bagaimana saya bisa melihat langsung toleransi masyarakat, bagaimana keramahtamahan warga lokal menerima saya yang berhijab, juga bagaimana mereka memperlakukan saya yang menggunakan vespa sendirian," ungkapnya.Selain itu ia ingin mengenal kehidupan perempuan di masing masing daerah, dengan lika liku adat istiadat dan budaya lokal."....terutama tentang kehidupan perempuan di masing masing daerah, ini sangat menarik bagi saya. Banyak adat istiadat di pelosok Nusantara yang bisa menjadi pembelajaran bagi kita semua, terutama perempuan," lanjut Pita.Pita yang baru saja menyelesaikan pendidikan strata 1 Ilmu Pemerintahan di Jambi, datang ke Yogyakarta dengan vespa birunya untuk melanjutkan kuliah S2 di jurusan Hubungan Internasional. Sambil menunggu masa kuliah, ia manfaatkan untuk touring ke Sulawesi, dan juga NTT.".. untuk sementara saya akan fokus ke pendidikan, begitu saya masuk HI UGM saya akan melanjutkan solo touring saya,.. ya semoga saya bisa diterima di sini," ucap Pita.Saat ini Pita yang berdomisili di kawasan Baciro Koya Yogyakarta, berharap, ia mampu mendokumentasikan perjalanan termasuk menuliskan ke dalam buku catatan.Apa saja yang ia dengar, ia rasakan, ia hirup dan lihat dengan segenap panca inderanya, tentang alam dan manusia Nusantara, yang akan ia selalu syukuri sebagai anugerah terindah dari Tuhan yang Maha Indah. Nuryanto | Yogyakarta