Kerajinan Kepek Ayam Jago, Tetap Eksis Melintas Zaman

Kepek dari Kemiri Sumpiuh, bentuk dan warna tas ayam jago ini memang terlihat unik (antv/Sonik Jatmiko) (Foto : )

Anda tahu tas untuk membawa ayam jantan atau ayam jago yang bentuknya unik itu? Di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, disebut sebagai kepek. Dalam bahasa lokal ada yang menyebut sebagai kisa, kiso, atau krusu.Di Kecamatan Sumpiuh, salah satunya di Desa Kemiri, perajin kepek masih banyak dan terus berproduksi.Bagi warga Kemiri, ketrampilan membuat kepek adalah  turun temurun, entah sejak kapan.Diyakini, dahulu, membuat kepek adalah pengisi waktu jeda antara musim tanam dan panen, karena ini merupakan desa agraris dengan areal sawah yang luas."Jeda itu dimanfaatkan untuk kegiatan menganyam, membuat kepek ini," ujar Sariman, warga perajin kepek.Kini warga Kemiri kebanyakan, baik laki-laki, perempuan, tua dan muda memiliki keahlian membuat kepek.Semua keahlian ditularkan secara otodidak. Kerajinan ini dibuat di rumah-rumah, dikerjakan oleh seluruh anggota keluarga.[caption id="attachment_507292" align="alignnone" width="900"] Rumah perajin kepek, suasana hidup dengan aktivitas produktif (antv / Sonik Jatmiko)[/caption]Bentuk, ukuran, corak atau motif anyaman kepek sangat beragam. Bahkan kini bahannya juga ada yang masih asli rotan, pun dari plastik sintetis.Bahan kerangka kepek adalah bambu. Bahan ini tersedia banyak di tiap sudut desa. Bambu dipotong, dibelah dan dihaluskan."Lalu kerangka dibentuk dengan cetakan dari kayu gelondongan. Cetakan ini menentukan model dan ukuran kepek yang akan dibuat," ujarnya.Setelah kerangka terbentuk, lalu dianyam. Bahan anyaman ini adalah rotan tipis, dan kini ada yang dari serat plastik fiber. Bahan sintetis ini lebih mudah didapat di toko dan memiliki banyak pilihan warna."Penggunaan bahan sintetis ini, untuk memenuhi permintaan pasar agar kepek lebih kuat dan awet," ujar Sariman lagi.Dalam sehari, satu keluarga perajin bisa membuat dua hingga tiga kepek, tergantung ukurannya.Satu kepek dijual seharga Rp 45 ribu, untuk berbahan rotan dan Rp 60 sampai 100 ribu, untuk berbahan plastik dan fiber."Pembeli kebanyakan penghobi ayam jago. Biasanya datang langsung ke sini, agar bisa puas memilih. Bahkan sebagian besar adalah pemesan dengan model dan corak tertentu atau anyaman dibentuk tulisan nama si ayam jago," bebernya.Ada juga pedagang kulakan yang mengambil kepek sepekan sekali dan menjualnya ke pasar atau dikirim ke daerah lain.Kepek bikinan Kemiri ini, sebelum masa jual-beli online sudah menjangkau mulai Surabaya, Mataram, Bali, hingga beberapa kota di Sulawesi dan Kalimantan.Kekinian, kepek tidak hanya untuk membawa ayam jago, tetapi juga untuk ornamen hiasan."Bahkan ada yang membeli untuk tas belanja ibu-ibu, karena bentuknya yang unik," ujarnya.(Sonik Jatmiko) Sonik Jatmiko | Banyumas, Jawa Tengah