Hal senada juga disampaikan oleh Ketua RT 10 Kampung Marlina, Yuli, yang merasa iba kepada warga lantaran terpaksa membeli air dengan kondisi kebanyakan warga yang sedang sulit akibat pandemi.
“Saya merasa sedih kasihan karena sudah gak ada kerjaan, beli air lagi. mending kalau ada gerobak kadang-kadang pakai motor, kadang-kadang pikul sendiri, mahal lagi satu pikulnya mulai dari Rp 5.000,” tutur Yuli saat ditemui ANTV.
Yuli mengatakan pihaknya dan warga sudah sering melaporkan krisis air ini kepada Palyja. Namun nyatanya, hal yang sama terus berulang.
Yuli berharap, agar Palyja bisa konsisten mengalirkan air ke perumahan mereka.
Baca Juga :