Akibat belum Vaksin Novak Djokovic dicabut visanya dan terancam akan dideportasi dari Australia, ia pun terancam gagal dalam upayanya mencetak rekor gelar juara Grand Slam ke-21 di Australian Open 2022 pekan depan.
Pemerintah Australia kembali membatalkan visa untuk petenis no. 1 dunia, Novak Djokovic, untuk kedua kalinya pada Jumat (14/1/2022), walau sebelumnya Djokovic menang di pengadilan federal dan hakim membatalkan keputusan pemerintah Australia mencabut visanya.
Alasan keputusan kedua Australia ini karena petenis nomor satu dunia belum divaksinasi COVID-19 itu dapat menimbulkan risiko kesehatan.
keputusan ini otomatis mengakhiri upayanya mencetak rekor gelar Grand Slam ke-21 dalam Australian Open 2022.
Seperti diberitakan Reuters, Menteri Imigrasi Alex Hawke menggunakan wewenangnya untuk membatalkan lagi visa Djokovic setelah pengadilan membatalkan pencabutan sebelumnya dan membebaskannya dari penahanan oleh imigrasi, Senin 10 Januari 2022 lalu. Tidak jelas apakah dia akan dikembalikan ke hotel karantina imigrasi.
"Hari ini saya menggunakan kekuasaan saya berdasarkan pasal 133C(3) Undang-Undang Migrasi untuk membatalkan visa yang dipegang oleh Tuan Novak Djokovic dengan alasan kesehatan dan ketertiban, atas dasar kepentingan umum untuk melakukannya," kata Hawke.
Menurut Undang-Undang Migrasi yang digunakan untuk membatalkan visa, Djokovic tidak akan bisa mendapatkan visa ke Australia selama tiga tahun, kecuali dalam keadaan memaksa yang mempengaruhi kepentingan Australia.
Sebuah sumber yang dekat dengan tim Djokovic membenarkan bahwa dia sedang mempertimbangkan keputusan itu dan pilihannya.
Kontroversi tersebut telah memicu perdebatan global yang sengit mengenai hak-hak mereka yang tidak divaksinasi dan menjadi masalah politik bagi Perdana Menteri Scott Morrison saat dia berkampanye untuk pemilu Mei nanti.
Walaupun pemerintah Morrison mendapat dukungan masyarakat atas sikap kerasnya terhadap keamanan perbatasan selama pandemi, dia tidak luput dari kritik atas kegagalannya menangani visa Djokovic.
"Warga Australia telah berkorban banyak selama pandemi ini dan mereka mengharapkan hasil dari pengorbanan itu dilindungi," kata Morrison.
"Inilah yang dilakukan menteri dalam mengambil tindakan hari ini. Kebijakan perlindungan perbatasan kami yang kuat telah membuat warga Australia tetap aman," kata Morrison.
"Karena proses hukum yang sedang berlangsung yang diharapkan, saya tidak akan memberikan komentar lebih lanjut."
Seperti diketahui Novak Djokovic sebagai juara bertahan Australian Open, diikutsertakan dalam undian sebagai unggulan teratas dan akan menghadapi sesama petenis Serbia Miomir Kecmanovic untuk pertandingan pembukanya pekan depan.
Djokovic kabarnya terlihat santai berlatih bersama rombongannya di lapangan kosong di Melbourne Park, Jumat pagi. Dia sesekali beristirahat di kursi untuk menyeka keringat pada wajahnya.
Masalah ini terjadi karena Djokovic skeptis terhadap vaksin memicu kemarahan masyarakat Australia ketika dia mengumumkan akan pergi ke Melbourne dengan pengecualian medis.
Saat tiba, otoritas perbatasan Australia memutuskan pengecualiannya tidak sah dan menempatkannya selama beberapa hari dalam hotel karantina imigrasi bersama para pencari suaka.
Hawke mengaku telah mempertimbangkan dengan cermat informasi dari Djokovic dan pihak berwenang Australia seraya menambahkan bahwa pemerintah "berkomitmen kuat melindungi perbatasan Australia, terutama terkait dengan pandemi COVID-19."
Australia mengalami lockdown paling lama di dunia, dengan tingkat vaksinasi 90 persen untuk orang dewasa, dan telah menjadi saksi adanya wabah omicron yang menimbulkan hampir satu juta kasus dalam dua pekan terakhir.