Indonesia Masa Depan, Beban dan Kesempatan Raih Perkembangan Berkelanjutan

webinar (Foto : )

KOMPeK Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia mengadakan webinar bertema “Envisioning Indonesia's Future: The Cost and Opportunity of Achieving Sustainability” pada hari Sabtu, 27 November 2021. Webinar ini menghadirkan tiga pembicara. Pertama Budy P. Resosudarmo, Professor Arndt-Corden Department of Economics. Kedua Laode M. Syarif, Executive Director Kemitraan. Ketiga, Leonard Simanjuntak sebagai Country Director for Indonesia at Greenpeace.Menurut Budy P. Resosudarmo prinsip dasar dari sustainable development adalah sustainability, triple bottom line, dan partnership. Beliau menjelaskan bahwa pertumbuhan yang selama ini dialami oleh Indonesia tidak dapat dikatakan sebagai pertumbuhan yang sustainable atau berkelanjutan. Hal ini dapat dilihat dari deforestasi Indonesia terbesar di antara negara-negara tropis dan ekonomi Indonesia bersifat carbon intensive.Laode M. Syarif menyampaikan permasalahan mismanagement terhadap sumber daya alam di Indonesia. Beliau dengan tegas menekankan bahwa korupsi merupakan faktor penting terhadap mismanagement ini dan dengan adanya korupsi, sustainable development itu tidak boleh menjadi cita-cita.Leonard Simanjuntak memaparkan ketergantungan Indonesia pada bahan bakar fosil dan batu bara, meskipun harga energi terbarukan semakin menurun. Beliau menyatakan bahwa Indonesia dihadapkan dengan risiko kerugian yang kian membesar apabila terus bergantung pada batu bara. Selain itu, beliau mengatakan bahwa subsidi energi fosil lebih besar dibandingkan dengan pembiayaan iklim sehingga menyebabkan emisi karbon terus meningkat.Webinar KOMPeK FEB UI berhasil mendatangkan sekitar 200 peserta. Diharapkan melalui webinar ini, KOMPeK mampu memberikan wadah kaum muda untuk semakin paham akan kondisi pertumbuhan di Indonesia.Cendono Mulian | Jakarta