Sistem sekolah Daring yang sudah berlangsung hampir dua tahun, membuat para pelajar mengalami kebosanan dan kebingungan untuk mengisi waktu luang mereka. Akhirnya banyak dari mereka yang mengisi waktunya dengan Game Online atau sekedar nongkrong.Lain halnya dengan Genthur Rahmadhani (15), warga Padukuhan Banaran 9, Kalurahan Banaran, Kapanewon Playen, Gunungkidul Yogyakarta.Genthur yang masih duduk di kelas 3 SMPN Playen ini awalnya hanya iseng memelihara kelinci untuk mengisi waktu luangnya.Berawal dari sepasang indukan, saat ini Genthur memiliki 25 pasang indukan kelinci. Dari beternak ini, Genthur mampu menghasilkan uang jutaan rupiah per bulan, bahkan dia bisa membeli sepeda motor baru dan telepon seluler.Saat ditemui di rumahnya, Genthur tampak sedang sibuk memberi makan kelinci peliharaanya di kandang kandang permanen yang berbaris rapi."Ini jenis kelinci Hayla dan NZ, jenis ini adalah kelinci pedaging," terang Genthur, Minggu (10/10/2021).Remaja tanggung ini kemudian bercerita, saat dia memulai usahanya dari hanya sepasang indukan kelinci, yang dia beli dari tempat temannya di awal Pandemi.Genthur kemudian belajar dari Youtube tentang cara cara memelihara kelinci.Dengan ketekunannya, sepasang Kelinci miliknya kemudian bisa berkembang, dan setelah dua tahun.Saat ini dia memiliki 25 pasang indukan, dan 90an ekor anak anaknya yang siap jual, baik pedaging maupun calon indukan.Genthur menjual kelincinya setiap 3 bulan sekali, dengan omzet sekali jual bisa mencapai sekitar Rp12 juta.Dari situ rata rata Genthur mendapat penghasilan sekitar dua juta rupiah per bulan. Kelinci kelinci ini diambil oleh pedagang dari Magelang."Awalnya saya beli kelinci hanya dari teman, sepasang seharga 600 ribu jenis Rexx, setelah beranak saya coba jual di online lewat Facebook. Ternyata laku, bahkan banyak yang menanyakan, akhirnya saya putuskan untuk menambah jumlah indukan,"lanjutnya.Berbeda dengan remaja pada umumnya, anak tunggal pasangan Sumanto dan Tuwisriyanti ini tidak canggung dan sangat menguasai usaha yang dijalankannya. Terlebih saat menjelaskan usahanya.."Saya panen kelinci yang betina berumur minimal dua bulan, dan jantan 3 bulan dengan bobot betina minim 1,5 kilo, jantan 2 kilo. Yakni untuk pemasaran selain online ada pedagang dari Magelang yang mengambil," terangnya.Genthur melanjutkan, sekali panen dia bisa menjual rata rata 100 ekor kelinci tergantung jumlah anakan kelinci yang lahir.Menurutnya, satu induk rata rata sekali beranak 10 ekor, kadang 7 atau 12 ekor, kelinci bunting selama 30 hari.Setelah anaknya umur 40 hari induk dikawinkan lagi, dan setelah 2 bulan anaknya kemudian disapih."Kalau pakannya menggunakan pelet, kadang diselingi dengan rumput atau daun pisang yang sudah layu, vitamin juga saya berikan secara berkala. Yakni dengan dicampur ke dalam minumannya," ujarnya.Setiap bulan, Genthur menghabiskan harus menyediakan pakan pelet rata-rata 15 sak bobot 20 kg, seharga 135 ribu. Sedangkan untuk vitamin dan obat-obatan biaya yang harus dikeluarkan sekitar 2 juta rupiah per bulan.Selain menjual kelinci, Genthur juga mengumpulkan urine kelinci untuk dijual, satu liter seharga 5 ribu rupiah, dari kelinci yang dia pelihara rata-rata sehari dia bisa mengumpulkan urine kelinci sebanyak satu ember cat besar."Kalau soal kendala penyakit, yaitu gudig dan diare, hal ini sudah bisa ditangani dengan cara injeksi atau suntikan berkala, saya sudah bisa injeksi sendiri," terangnya dengan tersenyum.Ditanya tentang cita citanya, anak yang baru berangkat remaja ini dengan tersipu mengatakan bahwa dia ingin kuliah di kedokteran hewan, dari hasil usaha peternakannya.
Inspiratif, Anak SMP Ini Hasilkan Jutaan Rupiah dari Ternak Kelinci
Minggu, 10 Oktober 2021 - 13:31 WIB
Baca Juga :