Tiga hari setelah menduduki Kota Kabul, keberadaan Taliban menimbulkan kekhawatiran khusus untuk kalangan kaum perempuan Afghanistan. Taliban dikhawatirkan akan kembali memaksakan sejumlah peraturan seperti yang diterapkan saat pemerintahan pada periode 1996-2001.Seperti dikutip dari South China Morning Post, Kamilaa Alamgir seorang warga Afghanistan yang menjadi pengungsi di India sejak 25 tahun terakhir. Ikut mengungkapkan hal itu.Ia mengaku mimpinya untuk mengunjungi kampung halamannya itu pun sirna. Hal itu setelah mendapatkan kabar Taliban berhasil menduduki Ibu Kota Kabul, Minggu (15/08/2021) lalu.“Taliban tidak menginginkan kaum wanita meninggalkan rumah untuk belajar atau untuk memiliki identitas mereka sendiri. Taliban menginginkan wanita untuk dibatasi di rumah mereka dan tidak keluar rumah ataupun bekerja. Kami mengkhawatirkan hal ini,” ungkap Kamilaa, Selasa (17/8/2021).Kamilaa mengatakan, Taliban telah membuat mimpi seluruh kaum perempuan di Afghanistan hancur, untuk memperoleh akses pendidikan, kebebasan, serta bekerja.“Mimpi dari seluruh wanita dan perempuan Afghanistan untuk tinggal di sana kini telah hancur. Tidak ada satu orang pun yang bisa bersekolah, tidak ada satu orang pun yang bisa berkuliah serta tidak ada satu orang pun yang bisa bekerja. Saat ini, situasinya sangat buruk,” terangnya.Dalam sebuah wawancara ekslusif di NDTV Sabtu, 14 Agustus. Atau tepat sehari sebelum menduduki Kota Kabul, Juru Bicara Taliban, Sohail Shaheen, tidak menjawab secara jelas. Apakah Taliban akan menerapkan berbagai pelarangan terhadap hak kaum perempuan nantinya atau tidak.Namun, Sohail memastikan, tidak akan ada pernikahan paksa bagi anak-anak perempuan maupun para janda dengan para anggota Taliban. Sebab hal itu bertentangan dengan hukum Islam.
Saat Kaum Perempuan Afghanistan Ketakutan Usai Taliban Berkuasa
Selasa, 17 Agustus 2021 - 22:44 WIB
Baca Juga :