Kemenkes Ingatkan Lonjakan Lebih 50% Kasus Terkonfirmasi di Lima Provinsi

Kemenkes Ingatkan Lonjakan Lebih 50% Kasus Terkonfirmasi di Lima Provinsi (Foto Dok. BPMI Setpres) (Foto : )

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian kesehatan (Kemenkes) dr. Siti Nadia Tarmizi mengatakan, secara nasional terjadi penurunan. Yakni jumlah kasus mingguan sebanyak 5% dibandingkan pekan sebelumnya. Meskipun begitu, perlu dicatat beberapa provinsi yang melaporkan kenaikan kasus lebih dari 50% dibandingkan pekan sebelumnya.“Provinsi yang dimaksud adalah Aceh, Riau, Bengkulu, Sulawesi Tengah, dan Gorontalo,” kata dr. Nadia, Rabu (4/8/2021).Dia menambahkan, jumlah kematian mingguan juga bertambah 28% dibandingkan pekan sebelumnya dan merata di 28 provinsi.Bahkan, penambahan jumlah kematian mingguan lebih dari 50% terjadi di Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi, Sumatera Selatan, Lampung, Kepulauan Riau, Jawa Barat, Banten, NTB, NTT, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, dan Sulawesi Barat.Menurutnya, testing rate nasional saat ini berada di angka 4.01 per 1000 penduduk per pekan, turun sedikit dibandingkan minggu lalu yang mencapai 4.03 per 1000 penduduk per pekan.WHO mensyaratkan testing rate minimal 1 per 1000 penduduk per minggu sebagai indikator surveilans yang komprehensif.Adapun positivity rate nasional saat ini berada di 25.2% dengan tren menurun di 2 pekan terakhir. Meskipun terjadi penurunan, angka positif masih tinggi untuk bisa mencapai target kurang dari 5%.“Terkait testing rate, masih ada 3 provinsi yang belum mencapai target testing rate yaitu di Lampung, NTB, dan Maluku,” katanya.Nadia menjelaskan, terkait transparansi data testing dapat dilihat pada website vaksin.kemkes.go.id yang merupakan data real time sampai level kabupaten kota.Saat ini juga terjadi peningkatan tren rawat inap di luar Jawa dan Bali. Sementara penggunaan tempat tidur rumah sakit dalam hal ini untuk ruang isolasi dan ICU tercatat mengalami penurunan.Akan tetapi perlu dilihat beberapa provinsi yang masih memiliki BOR isolasi lebih dari 80% yaitu Sumatera Barat, Bangka Belitung, Yogyakarta, Bali, Kalimantan Timur, dan Gorontalo.Untuk penggunaan tempat perawatan ICU lebih dari 80% tercatat di Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Jawa Barat, Yogyakarta, Banten, dan Kalimantan Timur.Sementara itu, lanjut dr. Nadia, pemantauan pergerakan penduduk menggunakan data google mobility juga terus dilakukan untuk memantau pergerakan dan potensi dampaknya dalam penambahan kasus.WHO mensyaratkan testing rate minimal 1 per 1000 penduduk per minggu sebagai indikator surveilans yang komprehensif.Adapun positivity rate nasional saat ini berada di 25.2% dengan tren menurun di 2 pekan terakhir. Meskipun terjadi penurunan, angka positif masih tinggi untuk bisa mencapai target kurang dari 5%.“Terkait testing rate, masih ada 3 provinsi yang belum mencapai target testing rate yaitu di Lampung, NTB, dan Maluku,” katanya.Nadia juga menjelaskan, terkait transparansi data testing dapat dilihat pada website vaksin.kemkes.go.id yang merupakan data real time sampai level kabupaten kota.Saat ini juga terjadi peningkatan tren rawat inap di luar Jawa dan Bali. Sementara penggunaan tempat tidur rumah sakit dalam hal ini untuk ruang isolasi dan ICU tercatat mengalami penurunan.Akan tetapi perlu dilihat beberapa provinsi yang masih memiliki BOR isolasi lebih dari 80% yaitu Sumatera Barat, Bangka Belitung, Yogyakarta, Bali, Kalimantan Timur, dan Gorontalo.Untuk penggunaan tempat perawatan ICU lebih dari 80% tercatat di Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Jawa Barat, Yogyakarta, Banten, dan Kalimantan Timur.Sementara itu, lanjut dr. Nadia, pemantauan pergerakan penduduk menggunakan data google mobility juga terus dilakukan untuk memantau pergerakan dan potensi dampaknya dalam penambahan kasus.Dia menegaskan, sangat penting upaya memutus rantai penularan sejak dari hulu sehingga sistem kesehatan tidak terbebani dan mampu menekan angka kematian.Nadia kembali menyebut, komponen testing untuk penemuan kasus sangat krusial dalam upaya pengendalian pandemi Covid-19.Peningkatan penemuan kasus berarti dapat memetakan dimana lokasi-lokasi yang memiliki transmisi aktif dan kluster-kluster yang ada di masyarakat.Hal ini juga penting, lanjutnya, untuk dapat menyelamatkan kelompok-kelompok rentan agar tidak terjadi keparahan, bahkan kematian. dr. Nadia pun menyadari naik dan turunnya kasus sangat bergantung pada upaya testing yang dilakukan.Untuk itu dia berharap tetap mampu mempertahankan performa testing sesuai dengan instruksi Kementerian Dalam Negeri untuk pelaksanaan PPKM level 3 dan level 4 saat ini.Masih menurut dr. Nadia, peningkatan kapasitas laboratorium dan perluasan penggunaan rapid test antigen telah dilakukan untuk memperluas akses dan mempercepat upaya identifikasi kasus.Adapun proporsi penggunaan PCR dan rapid test antigen secara nasional sudah mencapai 50% banding 50%. Saat ini rapid test antigen sudah digunakan untuk penegakan diagnosis dan membantu upaya pelacakan kontak melalui pelaksanaan entri dan exit test.“Sekali lagi kami berharap kepada masyarakat untuk bekerja sama dengan petugas kesehatan setempat untuk mau melapor dan bersedia diperiksa untuk membantu memutus rantai penularan Covid-19," ujarnya."Seperti yang sudah kami sebutkan di awal, terjadi penambahan jumlah kematian mingguan dibandingkan minggu sebelumnya dan ini telah terjadi dalam beberapa minggu terakhir,” tandasnya.