Nonton Bareng Olimpiade Tokyo Digelar, Ditengah Bahaya Penyebaran Covid-19

NOBAR1 (Foto : )

Stadion dan gelanggang Olimpiade Tokyo sepi dari suporter, tetapi  di kota Takasaki, Jepang teater disulap menjadi arena nonton bareng dengan TV layar lebar ditengah resiko penyebaran Covid-19.

Sebanyak 54 orang yang hadir diminta untuk tidak makan atau minum, menjaga jarak, dan tetap menggunakan masker. Sorak-sorai dilarang, sehingga sebagian besar bertepuk tangan untuk mendukung tim voli Jepang yang akhirnya kalah 3-0 melawan Polandia pada jumat (30/7/21).

"Bersorak di rumah itu bagus, tapi menurut saya yang terbaik adalah berkumpul seperti ini dan bersorak sambil menjaga jarak sosial," kata notaris publik berusia 57 tahun Hitoshi Abe.

Tuan rumah Jepang sedang menikmati kegemilangannya dengan duduk di urutan kedua dalam tabel perolehan medali dengan 17 emas 4 perak dan 7 perunggu, hanya di belakang China dan di depan raksasa olahraga Amerika Serikat (berdasarkan data medali 31 Juli 2021).

Kota Takasaki yang berjarak 120 kilometer dari Tokyo berani mengadakan nonton bareng ditengan pembatasan COVID-19 karena Kota ini lebih ringan penyebaran Covid-19. Berbeda dengan Tokyo, ibu kota negara Jepang di mana penyebaran varian Delta membuat rumah sakit berada di bawah tekanan.

Tokyo memiliki 3.300 kasus baru, setelah rekor 3.865 pada hari Kamis (29/7/21)  Lonjakan ini membebani rumah sakit, dengan rasio tempat tidur rumah sakit di Tokyo sebesar 64%.

Jepang pada hari Jumat kembali memperluas keadaan darurat ke tiga prefektur/ propinsi di dekat Tokyo dan  prefektur barat Osaka dimana kasus Covid-19 melonjak di ibu kota dan di seluruh negeri serta membayangi Olimpiade Musim Panas ini.

Sebenarnya Prefektur Gunma Takasaki mencatat 106 infeksi baru pada hari Jumat (30/7/21), salah satu penghitungan harian tertinggi di prefektur itu.

Ini adalah yang keenam kalinya kota tersebut, yang menjadi tuan rumah tim nasional Polandia, mengadakan acara tontonan publik secara langsung.

Dilaporkan Reporter Reuters Akira Tomoshige; Ditulis oleh Rikako Maruyama; Diedit oleh Stephen Coates **