Yuji Ishii, Presiden Direktur PT Uni-Charm Indonesia Tbk, mengumumkan "Konsep Ethical Living For SDGs, dengan menangkap isu lingkungan di Indonesia dan minat konsumen terhadap produk ramah lingkungan dan green (hijau)."Dengan bertujuan untuk berkontribusi langsung dalam mewujudkan tujuan pembangunan berkelanjutan dengan mengusulkan konsep gaya hidup baru yang menerapkan “Kebaikan kecil” yang dapat dengan mudah berkontribusi ke dalam kehidupan, dan mengambil langkah baru dari hal kecil dengan memanfaatkan teknologi terkini," ujarnya. Logo dan Elemen yang terkandung dalam Ethical Living for SDGs Logo Ethical Living for SDGs terdiri dari 12 elemen dan mengandung semua pemikiran menuju perwujudan SDGs.1. Aktivitas perusahaan untuk dikembalikan pada masyarakat2. Eksplorasi inovasi untuk mewujudkan kehidupan yang makmur3. Perasaan saling menghormati dan menerima perbedaan4. Hubungan antar manusia, orangtua dan anak , perawat dan yang dirawat dll5. Kebijaksanaan untuk menyediakan pengetahuan yang benar6. Ketenangan pikiran melalui keadilan dan keamanan7. Matahari sebagai sumber energi alam8. Keberlanjutan pemakaian ulang sumber daya9. Realisasi lingkungan yang makmur10. Konservasi lingkungan dan sumber daya laut serta pemeliharaan keanekaragaman hayati11. Pemanfaatan hutan secara berkelanjutan12. Perhatian dan kontribusi pada kesejahteraan dengan menganggap binatang sebagai partner. Upaya Nyata Ethical Living for SDGs Selama Ini Upaya nyata pertama dari Ethical Living for SDGs adalah Peluncuran produk Charm and Protect Pollution Mask dalam edisi terbatas yang menggunakan kemasan dari kertas daur ulang 100% untuk memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia (5 Juni 2021). Pemanfaatan kertas daur ulang 100% adalah upaya pertama yang dilakukan Unicharm Group. Upaya Nyata Fase Kedua dalam Ethical Living for SDGs Selain itu, dalam upaya kedua ini kami jalankan aktivitas untuk menambah opsi dalam memecahkan berbagai masalah.Dalam tumpukan sampah di Indonesia, selain sampah organik, tercampur juga sampah popok sekali pakai, dengan mengacu pada contoh pengolahan sampah organik menggunakan larva Black Soldier Fly (Maggot), kami telah melakukan verifikasi bahwa sampah popok sekali pakai (pulp) dapat dikurangi, dengan membuat larva tersebut memakan popok sekali pakai (pulp) yang disakarifikasi menggunakan selulase (enzim).Maggot BSF ini mempunyai ① Kapasitas penguraian sampah organik sangat tinggi. Artinya, memiliki kemampuan untuk terurai dengan kecepatan tinggi.② Larva yang menguraikan sampah organik dengan kecepatan tinggi dan tumbuh menjadi pakan yang baik dengan kandungan protein tinggi, sehingga dapat menjadi solusi yang efisien, murah dan ramah lingkungan dan kami menganggap ini sesuai untuk proses pengolahan popok sekali pakai (pulp) juga.Bahan untuk popok sekali pakai umumnya terdiri dari pulp seperti kapas, plastic dan polimer.
PT Uni-Charm Indonesia Tbk Memperkenalkan Konsep New Life Style “Ethical Living for SDGs” (Adv)
Jumat, 30 Juli 2021 - 10:09 WIB
Baca Juga :