Deretan cerita sang legenda yang tak berakhir manis, loyalitas memang terkadang harus berujung remis, sebagai legenda tentu tak perlu pesimis, karena mereka tentunya tetap ada dihati para fans oportunis.
Kesetiaan terhadap satu tim tak selalunya berakhir dengan manis, Inilah kata yang tepat untuk menggambarkan cerita karir sang legenda Persipura Jayapura Boaz Salossa.
Kesetiaanya selama 17 tahun bersama tim Persipura Jayapura akhirnya harus terhenti, setelah management secara resmi pada 5 juli lalu memutuskan untuk mencoretnya dari skuat mutiara hitam.
Kasus indisipliner jadi alasan utama management mengakhiri kesetiaan sang legend . Boaz dicoret bersama satu ‘legend’ lainya yaitu Yustinus Pae yang dianggap telah melakukan indisipliner berulangkali.
Boaz Salossa jelas pantas menyandang status legenda tim Persipura Jayapura, bagaimana tidak, kesetianya yang tak sebentar telah membuahkan 5 gelar juara Liga Indonesia yang ia persembahkan untuk tim tanah kelahiranya Papua.
Sebelum nama Boaz, sebetulnya ada nama legenda Persipura lainya yang juga tak berakhir manis bersama tim mutiara hitam, dialah Eduard Ivakdalam , pria kelahiran Merauke 19 Desember 1974 ini, melewatkan 16 tahun masa karirnya bersama Persipura yaitu sejak tahun 1994.
Sebagai jendral lapangan tengah bahkan Edu dipercaya mengenakan ban kapten selama 8 musim dari 16 tahun karirnya bersama Persipura.
Sayangnya ditahun 2010 peristiwa tak mengenakan dari management harus diterima Edu. Sebagai kapten tim kala itu Edu merasa disisihkan management usai tak ada lanjutan komunikasi mengenai kontraknya, sementara para pemain lain telah bergabung dan melakukan Latihan.
Merasa tak dibutuhkan lagi, sang legendpun akhirnya memutuskan meninggalkan persipura dan menuju Persidafon Dafonsosro.
Diluar Persipura ada juga tim Persib Bandung yang punya cerita sama. Mendepak sang legenda saat sedang sayang-sayangnya.
Siapa yang tak kenal dengan nama Atep Rizal kapten tim Persib Bandung yang mempersembahkan gelar juara Liga Indonesia untuk tim pangeran biru di 2014 lalu. putera daerah Jawa Barat ini telah berseragam Persib selama 10 tahun dan berperan penting dalam mengantarkan Persib meraih gelar juara ISL 2014 dan piala Presiden 2015.
Namun siapa sangka, pemain berjuluk lord Atep ini harus mengakhiri kisahnya bersama tim kebangganya dengan cara tragis, tepatnya pada akhir musim 2018 Atep diputus kontrak oleh management hanya melalui sebuah pesan whatsapp. Hal ini tentu membuatnya kecewa, terlebih banyak moment yang ia telah persembahkan untuk Persib selama 10 tahun ia berkarir.
Rencananya mengakhiri karir di klub kebangganya pun pupus, Atep akhirnya memutuskan berkarir menuju klub liga 2 hingga terjun ke dunia politik.
Yang terakhir ada nama Hariono yang juga punya loyalitas luar biasa terhadap tim Persib Bandung, namun berakhir kurang manis. sebagai pemain non lokal Hariono bisa dibilang jadi salah satu legenda tim maung bandung karena kesetianya selama 11 tahun berseragam Persib.
Hariono adalah pemain terlama di skuad Persib saat itu, ia telah memperkuat pangeran biru sejak 2008 dan berhasil mempersembahkan 2 gelar yaitu liga indonesia 2014 dan piala presiden 2015. Namun sayangnya diakhir musim 2019 sang pelatih bersama management tak lagi menghargai loyalitasnya dengan tidak memperpanjang kontraknya.
Hal inipun membuat kecewa sang legend Hariono, dilaga terakhirnya bersama Persib, pemain asal Sidoarjo inipun meluapkan emosinya dihadapan ribuan bobotoh.
Ya, inilah deretan cerita sang legenda yang tak berakhir manis, loyalitas memang terkadang harus berujung remis, sebagai legenda tentu tak perlu pesimis, karena mereka tentunya tetap ada dihati para fans oportunis. https://www.youtube.com/watch?v=tqY8qOU05rs