Warga di Kuwait yang Belum Divaksin Covid-19 Dilarang Masuk Mal

mal kuwait (Foto : )

Otoritas Kuwait pada Minggu (27/6/2021) mulai menerapkan keputusan pemerintah untuk mengizinkan hanya warga dan penduduk yang divaksinasi yang bisa mengunjungi pusat perbelanjaan, salon, pusat kebugaran, dan restoran di negara itu. Seperti dilaporkan Xinhua, mal-mal di negara Arab pada Minggu pagi mendapati angkatan bersenjata di pintu masuk. Mereka akan membantu implementasi keputusan otoritas untuk mencegah orang yang tidak divaksinasi masuk, kecuali wanita hamil, mereka yang berusia di bawah 16 tahun, dan mereka yang memiliki alasan medis. Menurut Kementerian Dalam Negeri, sekitar 400 penjaga akan dikerahkan di mal untuk membantu menerapkan langkah-langkah kesehatan. Di tengah prosedur yang ketat, mal-mal besar mulai menerima pengunjung. Shahd Al-Awadi, seorang pelanggan di satu mal, mengatakan kepada Xinhua bahwa sertifikat vaksinasi Covid-19 sedang diperiksa oleh keamanan mal, di mana pengunjung wajib menunjukkan aplikasi "Immune" dan "Kuwait Mobile ID". “Saya datang ke mal untuk menikmati sarapan, jauh dari keramaian, di mana teman saya menelepon saya dan memberi tahu saya bahwa suasana di mal lebih tenang dan kita harus menikmatinya semaksimal mungkin,” kata Al-Awadi. Al-Awadi menegaskan bahwa dia sangat mendukung keputusan tersebut, menjelaskan bahwa dia menerima vaksin untuk mencegah penyebaran virus corona. Dia ingin melindungi anak-anak dan keluarga terutama orang tua, dan kebijakan masuk mal adalah haknya untuk mendapatkan hak istimewa. "Tidak masuk akal jika kita mungkin terkena risiko infeksi dan penyebaran penyakit karena sedikit yang menahan diri dari vaksinasi,” katanya. Iman Hammadi, seorang pramuniaga di toko kosmetik di dalam mal, mengatakan pengunjung yang datang lebih sedikit dari biasanya. Dia mengungkapkan kekhawatirannya bahwa situasi akan berlanjut dalam waktu yang lebih lama sehingga akan menyebabkan penurunan pendapatan penjualan. "Kalau terus begini, target kita gagal. Targetnya bergantung pembeli. Pembeli lebih sedikit, penjualan lebih sedikit, maka uang perusahaan dan tenaga penjual berkurang," kata Iman sedih. Seorang warga Nada Al-Waleed mengatakan bahwa orang-orang kotamadya di gerbang memeriksa aplikasi di ponsel orang satu per satu. Ia berharap proses masuknya bisa mempercepat dan memudahkan para pengunjung. Warga lainnya, Ali Al-Nabhan, merasa perlu pergi ke mal pada hari itu, hanya karena penasaran. "Saya merasa ingin merasakan keistimewaan divaksinasi, dan rasa penasaran membawa saya untuk melihat mal tanpa keramaian seperti biasanya. Saya kira keputusan Kemenkes sudah tepat. Beberapa negara lain juga sudah membuat keputusan serupa, dan kami tidak melihat ada keberatan dari rakyatnya," ujarnya. "Sebaliknya, mereka mendukung keputusan pemerintah mereka, yang tertarik untuk membuat situasi aman bagi mereka dan keluarga mereka," tambahnya. Namun, warga Talal Al-Mutawa, yang takut divaksinasi dan memutuskan untuk menunggu lebih dari setahun untuk divaksinasi, mengatakan bahwa apa yang terjadi di mal sekarang patut dipertanyakan. “Mal-malnya hampir kosong sehingga banyak orang yang takut divaksinasi. Keputusan pemerintah seharusnya memotivasi orang lain dan memberi mereka solusi, bukan untuk membatasi orang,” keluhnya. Xinhua