Warga Kota Bandung kembali dikejutkan adanya kabar aksi pengusiran sebuah keluarga yang sedang menjalani isolasi mandiri. Namun kabar itu, dibantah keras pihak perangkat desa. Satu keluarga di Kota Bandung sedang melakukan isolasi mandiri karena positif covid-19 memperoleh perlakuan tidak menyenangkan, ramai jadi perbincangan di jagat maya. Saah satu akun Twitter yang mengunggah video peristiwa tersebut yakni @Serpentine6666.
Salah seorang dalam video itu mengaku diusir dan dimaki-maki oleh warga. Sang wanita terlihat merasa ketakutan hingga gemetaran, saat diri dan keluarganya sedang menjalani isolasi mandiri, justru disuruh meninggalkan rumah kontrakannya. Adalah Rafasha, anak dari Ibu Liana, warga pengontrak yang tinggal di Kelurahan Gumuruh, Kecamatan Batununggal, Kota Bandung.
Rafasha tinggal di rumah kontarakan sudah enam bulan bersama ibu, dan adiknya yang masih kelas 6 sekolah dasar. Ia mengungkapkan bahwa mereka diusir dan di caci maki. “Gw, ibu gw dan pacar gw positif covid-19 dan isolasi mandiri di rumah atas suruhan rumah sakit. Tapi kami udah abis2an banget diusir, dicaci maki sama warga dan rt sini. Udah bingung," cuit @Serpentine6666.
Mendapat perlakuan tersebut Rafsha mengaku syok, trauma dan gemetaran. Menurutnya, ia bersama ibu, dan adiknya menjalani isolasi mandiri di tiga ruangan berbeda dan tidak pernah ke luar rumah.
Akibat viral, Satuan Tugas Penanggulangan Covid-19 setempat langsung mendatangi lokasi yang berada di Jalan Batu Kencana, Kecamatan Batu Nunggal, Kota Bandung. Dilokasi ditemui dalam kontrakan itu, ternyata berisi 4 orang, satu diantaranya mengaku sebagai pacar Rafsha, yang sedang menjalani isolasi mandiri.
Pihak perangkat desa tidak membenarkan video pengusiran oleh warga yang sempat viral di jejaring media sosial twitter. “Saat dikonfirmasi pak RW, yang bersangkutan positif yang harus dipisahkan. Namun saat RT mulai memeriksa mana yang harus di isolasi, yang tadinya positif hanya satu jadi berkembang karena tetap nyampur.
Padahal sudah ada upaya pihak RT untuk memisahkan,” tegas Nurma Safarini, Lurah Batununggal. Rabu (23/6/2021) Siang. Saat pihak puskesmas melakukan tracing dan memeriksa sejauhmana keluhan dari penderita sudah terjadi kehebohan.
Nurma menyesalkan sikap warga pengontrak yang tidak memiliki kesadaran untuk bekerjasama dalam upaya pihak satuan tugas penanggulangan covid-19 tingkat RT, memperkecil terjadinya penyebaran pada klaster keluarga. “Ada video segala macem, padahal tujuan pihak RT dan puskesmas untuk memilih mana pihak yang harus diobati.
Tidak ada pembiaran di kampung ini, buktinya ketua RT selalu memeriksa kebutuhan para warga yang sedang isolasi mandiri, dengan pemberian makanan, namun selalu ditolak,” tambah Nurma. Ia menambahkan, upaya pemerintah dari mulai tingkat RT sampai tingkat ecamatan, peduli atas perkembangan yang terjadi di wilayahnya. Fokus pemerintah daerah untuk melindungi warganya, terutama dari penularan covid-19, yang akhir-akhir ini kian meningkat. Asep Barbara | Bandung, Jawa Barat